Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melakukan kunjungan ke Lebanon dan Afganistan selama dua hari.
Dalam kunjungannya tersebut, Retno dijadwalkan bertemu dengan Kontingen Garuda, pasukan perdamaian Indonesia yang saat ini bertugas dalam UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon).
Dia akan mengadakan dialog dengan batalion infanteri yang bertugas di daerah Adchit al-Qusayr dan Maritime Task Force (MTF) yang bertugas di Port of Beirut, serta mengunjungi KRI Usman Harun yang turut bertugas dalam misi perdamaian UNIFIL.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arrmanatha Nasir dan Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS) Grata Werdaningtyas mengatakan kunjungan Menlu Retno ke misi perdamaian ini memiliki nilai tersendiri bagi Indonesia.
Kunjungan ini menunjukkan komitmen dan dukungan Indonesia dalam memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Komitmen inilah yang menjadi poin penting yang selalu didengungkan Indonesia dalam pencalonan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.
Selain itu, kunjungan itu menjadi bentuk apresiasi serta penghargaan kepada pasukan penjaga perdamaian asal Indonesia yang saat ini berjumlah 2.700 personil dan tersebar di 9 misi perdamaian PBB. UNIFIL menjadi misi perdamaian PBB dengan jumlah personil asal Indonesia terbesar, termasuk di dalamnya 48 orang personil perempuan.
Selain UNIFIL, pasukan penjaga perdamaian asal Indonesia juga tersebar dalam UNAMID (Darfur, Sudan), MINUSCA (Republik Afrika Tengah), MONUSCO (Republik Demokratik Kongo), MINUSMA (Mali), MINURSO (Sahara Barat), MINUJUSTH (Haiti), UNMISS (Sudan Selatan), dan UNISFA (Abyei, Sudan).
"Sebagai informasi, saat ini kita menjadi 10 negara terbesar penyumbang pasukan perdamaian terbesar untuk PBB. Hal ini sesuai dengan visi Indonesia untuk mengirimkan 4.000 personil penjaga perdamaian pada 2019," ungkap Grata.
Pasukan penjaga perdamaian asal Indonesia di UNIFIL memiliki reputasi yang membanggakan, Kontingen Garuda meraih penghargaan pada 2010, 2014 dan 2015 atas upayanya dalam mencegah kekerasan dan berbagai kegiatan sosial pada masyarakat sekitar.
Retno juga dijadwalkan untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Lebanon Gebran Bassil sebelum bertolak menuju Kabul, Afganistan untuk mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri konferensi perdamaian Kabul Peace Process.
Kehadiran Wapres RI dalam konferensi ini atas undangan dari Presiden Afganistan Ashraf Ghani. Hal ini merupakan suatu bentuk dukungan Indonesia dalam upaya pembangunan perdamaian secara inklusif di negara Asia Selatan itu.