Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Badan Intelijen Negara atau BIN Jenderal Polisi Budi Gunawan mengatakan penganiayaan terhadap pemuka agama dan penyerangan terhadap rumah ibadah yang terjadi akhir-akhir ini tak saling terkait.
“Kita harus lihat fakta kejadian bukan dugaan atau asumsi. Fakta yang terjadi di beberapa kasus ini masing-masing berdiri sendiri karena berbagai hal, beda-beda. Dalam hasil pendalaman sementara kami dan Polri ini berdiri sendiri, case-nya beda,” ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Kamis (15/2/2018).
Sebelumnya terjadi penganiayaan terhadap KH Emon Umar Basyri yang merupakan tokoh Pondok Pesantren Al-Hidayah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada 27 Januari. Aparat berwenang menyebut pelaku tak waras.
Adapun pada 1 Februari Ustadz Prawoto yang merupakan aktivis Persatuan Islam (Persis) diserang oleh tetangga yang mengalami gangguan kejiwaan. Hal itu mengakibatkan korban meninggal dunia.
Selain itu pada Minggu (11/2) Pastor Edmund Prier dan jemaat Gereja Santa Lidwina, Sleman, DI Yogyakarta mendapat serangan menggunakan pedang. Hal itu menyebabkan Pastor Edmund dan dua jemaat terluka.
Untuk kasus terakhir kepolisian mengindikasikan pelaku terpengaruh paham radikalisme.
“Khususnya di Jogja itu kita sudah prediksi. Pelaku giyono itu jadi pantauan kami dan Densus 88. Dia salah satu orang yang gagal ke Suriah. Sudah ter-brain wash. Kita ingatkan dan mendeteksi itu,” ujarnya.