Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo mendukung tumbuhnya berbagai inovasi dari kalangan mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi.
Menurut Presiden Jokowi, keinginan mahasiswa dan dosen untuk berinovasi harus terus ditumbuhkan. Kreasi-kreasi baru harus difasilitasi dan dikembangkan. Untuk menunjang hal tersebut dibutuhkan fasilitas pendukung kampus untuk mendorong inovasi.
"Perguruan tinggi dapat menyediakan semacam co working space dan creative hub agar inovasi dan kreasi baru bisa dibiayai dan diapresiasi. Selain itu, para inovator perlu dijejaringkan serta produk riset dipublikasikan dan dihilirkan," ujarnya pada Sidang Senat Terbuka Dies Natalis Universitas Indonesia (UI) ke-68, Jumat (2/2/2018) di Balairung UI, Depok, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis.
Presiden pun mengharapkan pendidikan tinggi dapat menjadi penopang ekosistem nasional dalam menanggapi perubahan revolusi industri 4.0. Orang nomor satu di Indonesia itu meyakini pendidikan tinggi merupakan organisasi yang paling sempurna sebagai rujukan reformasi.
"Saya yakin SDM pendidikan tinggi adalah SDM paling terbuka dan antisipatif menatap masa depan,” tuturnya.
Dia menambahkan perubahan zaman akan mempengaruhi lanskap ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Oleh sebab itu perlu ada perubahan dalam agenda penelitian, kurikulum, metode pendidikan, cara organisasi, kompetensi SDM juga harus mengalami perubahan. Artinya, inovasi adalah kunci dalam merespons perubahan zaman.
Baca Juga
“Untuk itu cara kerja perguruan tinggi harus inovatif dengan mengembangkan cara-cara baru. Tidak ada pilihan lain jika kita ingin Indonesia maju, kita harus melakukan perubahan. Perubahan pola pikir, cara kerja, model organisasi, produktivitas, disiplin nasional, inovasi. Semua harus berubah," ucapnya.
Hadir dalam acara tersebut Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan beberapa menteri kabinet kerja alumnus UI seperti Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menko Perekonomiam Darmin Nasution, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil.