Kabar24.com, SURABAYA – PT Bank Tabungan Negara (BTN) memperluas rangkulan pada pekerja sektor informal di Jawa Timur untuk dapat mengakses pembiayaan perumahan.
Upaya tersebut dilakukan dengan menggandeng komunitas atau organisasi pekerja sektor informal.
Director IT and Operation Bank BTN Adi Setianto menyampaikan BTN selama in mengalami kesulitan untuk menangkap pasar sektor informal karena pendapatan pekerja yang sifatnya harian dan risikonya sulit untuk diprediksi.
“Untuk itu, approach BTN adalah pada komunitas-komunitas pekerja sektor informal. Saat ini kita menghadapi backlog mencapai 11 juta rumah. Dengan pasar seperti itu, BTN harus lebih kreatif menjangkau yang selama ini belum terjangkau. Awalnya, dengan menjajaki kerja sama dengan komunitas,” jelas Adi di Surabaya, Rabu (13/12).
Adi mengatakan sektor informal merupakan pasar potensial bagi BTN, mengingat risiko pinjaman yang tercermin dalam nonperforming loan (NPL) yang hanya tidak sampai 1%. Saat ini, NPL rata-rata bank dengan kode saham BBTN tersebut sebesar 1,78%.
Adapun, sejak Mei 2017 BBTN bekerja sama dengan perusahaan layanan berbasis aplikasi yaitu Go-Jek untuk dapat menggarap program perluasan pembiayaan bagi para mitra Go-Jek hingga di 14 kota di Indonesia.
Baca Juga
Di Surabaya, kerja sama ini merupakan yang pertama kalinya yang ditempuh BTN melalui pendekatan komunitas yaitu para mitra Go-Jek. Dengan Rp42.000 per hari, mitra Go-Jek dapat mengumpulkan uang muka selama 9 bulan dan menyicil dengan bunga sebesar 5% dan jangka waktu mencapai 20 tahun.
“Pertama, kami akan bekerja sama dengan Go-Jek, lalu di Jember akan ada pemukiman nelayan yang juga sedang kami rintis kerja samanya bersama Bupati. Untuk sektor ini, kami akan nilai behaviour-nya, lalu memprediksi risikonya sehingga kalau ada persoalan, bisa diselesaikan,” jelas Adi.
Saat ini, telah ada 397 mitra Go-Jek secara nasional yang telah memperoleh fasilitas KPR dnegan total nilai Rp51,6 miliar. Saat dibuka per Selasa (12/12), pendaftar program akses pembiayaan rumah di Surabaya mencapai 2.000 orang mitra Go-Jek.
Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur Saifullah Yusuf menyampaikan akses kepemilikan rumah merupakan salahs atu persoalan yang masih dihadapi provinsi paling ujung Pulau Jawa tersebut. Untuk itu, Pemprov menyambut baik program-program untuk meningkatkan angka kepemilikan rumah.
“Kerja sama seperti ini bisa membantu masyarakat untuk mendapatkan rumah layak huni. Backlog kita masih sangat besar, apalagi sektor informal selama ini sangat sulit dilayani oleh perbankan kita. Kami harap kemitraan seperti ini terus tumbuh,” jelas Wagub yang sering disapa Gus Ipul tersebut.
SVP Public Policy and Government Relations Go-Jek Malikulkusno Utomo mengungkapkan kerja dengan BTN tersebut merupakan bagian dari program Swadaya dari Gojek yang bertujuan meningkatkan kesejahtraan para mitra.
“Ini merupakan salah satu program Swadaya yang ditawarkan Go-Jek untuk mitranya. Para pekerja sektor informal kerap tidak bankable sehingga sering mengalami kesulitan dalam mendapatkan produk perbankan, termasuk pembiayaan rumah,” jelas Malikulkusno.
Adapun, hingga kuartal ketiga 2017, BTN mencatatkan laba bersih sebesar Rp2 triliun atau naik 25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yar-on-year/yoy) yang sebesar Rp1,62 triliun. Pada periode yang sama, aset bank tersebut menyentuh Rp231,93 triliun atau meningkat 17,56% (yoy).