Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa AS sekarang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Pengakuan ini bertentangan dengan kebijakan resmi AS dalam beberapa dekade terakhir.
Dilansir Reuters, Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya akan memulai sebuah proses untuk memindahkan kedutaan AS di Tel Aviv ke Yerusalem, sebuah langkah yang diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun dan salah satu yang dihindari oleh pendahulunya untuk mencegah ketegangan.
Status Yerusalem yang menjadi tempat tinggal suci umat Islam, Yahudi dan Kristen merupakan salah satu hambatan terbesar untuk mencapai kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memuji pengumuman Trump sebagai pernyataan bersejarah. Namun, negara-negara sekutu AS lainnya seperti Inggris dan Prancis mengkritik keputusan AS ini.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan AS melepaskan perannya sebagai mediator dalam upaya perdamaian. Faksi sekuler dan Islam di Palestina menyerukan demonstrasi pada hari Kamis untuk menentang keputusan ini.
Abbas menyebut kota Yerusalem "ibukota abadi negara Palestina." Dia mengatakan bahwa keputusan Trump ini bertentangan dengan seruan AS sebagai mediator perdamaian.
Masyarakat internasional tidak mengakui kedaulatan Israel atas seluruh kota dan percaya bahwa statusnya harus diselesaikan dalam negosiasi. Hingga saat ini, tidak ada negara lain yang memiliki kedutaan besar untuk Israel di Yerusalem.
Keputusan Trump ini memenuhi janji kampanye dan akan menyenangkan kaum konservatif Republik dan sayap kanan yang memiliki basis dukungan yang cukup besar pada saat pemilu lalu.
"Saya telah menetapkan bahwa sekarang saatnya untuk secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," kata Trump dalam sebuah pidato di Gedung Putih, seperti dikutip Reuters.
I have determined that it is time to officially recognize Jerusalem as the capital of Israel. I am also directing the State Department to begin preparation to move the American Embassy from Tel Aviv to Jerusalem... pic.twitter.com/YwgWmT0O8m
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 6, 2017
"Walaupun presiden sebelumnya telah membuat janji kampanye besar ini, mereka gagal melaksanakannya. Hari ini, saya melakukannya," lanjutnya.
Keputusan Trump ini meningkatkan risiko atas meningkatnya konflik di Timur Tengah, yang sudah bergulat dengan konflik di Suriah, Irak dan Yaman.
Sejumlah aksi protes pecah menyusul keputusan ini. Antara lain di ibukota Yordania, Amman, yang didiami oleh pengungsi Palestina serta di depan konsulat AS di Istanbul, Turki.