Bisnis.com, SURABAYA – PT Unilever Indonesia melalui Yayasan Unilever Indonesia bekerja sama dengan Hypermart Surabaya melakukan kampanye guna mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah yang dihasilkan.
Head of Environment and Sustainability Yayasan Unilever Indonesia (YUI) Maya Tamimi mengungkapkan Unilever percaya bahwa permasalahan sampah akan bisa diatasi jika semua pihak bekerja sama dalam menanggulangi permasalahan yang ada.
“Untuk itu, Unilever merasa perlu menggandeng banyak pihak salah satunya ritelseperti Hypermart. untuk sama-sama mengalakkan edukasi mengenai pentingnya pilah sampah ditataran rumah tangga,” ungkap Maya pada diskusi Belanja tanpa Nyampah, Pilah Sampah itu Mudah di Surabaya, Sabtu (2/12/2017).
dengan kampanye ini, Unilever dan Hypermart menyediakan dropbox dengan pengelompokkan jenis sampah yang terdapat di Hypermart Supermall Pakuwon Indah, Hypermart Eas Coast, dan Hypermart Sidoarjo.
Masyarakat dapat membawa sampah plastik dan kertas mereka untuk dapat dimasukkan ke dalam dropbox dan Hypermart menyediakan reward khusus bagi masyarakat yang membawa lima buah sampah plastik.
Maya mengungkapkan Unilever memiliki komitmen Unilever Sustainable Living Plan (USLP), strategi untuk terus menumbuhkan bisnisnya seraya mengurangi jejak lingkungan yang ditimbulkan hingga separuh dan meningkatkan dampak sosial bagi masyarakat.
Baca Juga
Unilever secara global telah berkomitmen untuk mengurangi berat kemasan produknya hingga sepertiganya pada tahun 2020; dan meningkatkan penggunaan konten plastik daur ulang di kemasannya minimal 25 % di 2025. Selain itu, Unilever juga menargetkan seluruh kemasan plastiknya akan dapat didaur ulang, digunakan kembali atau diurai di 2025.
Corporate Communications Director & Corporate Secretary PT. Matahari Putra Prima Tbk Danny Kojongian menyebut pihaknya menyambut baik kerjasama antara Unilever dan Hypermart dalam mengurangi timbunan sampah kemasan produk di tengah masyarakat.
“Kami memiliki persamaan visi untuk mengurangi sampah kemasan yang terkirim ke tempat pembuangan akhir ataupun ke alam seperti lautan, yang dimulai dari skema pengumpulan sampah kemasan,” ujar Danny.