Bisnis.com, WUZHEN, China - Presiden China Xi Jinping, Minggu (3/12/2017), menegaskan negerinya tidak akan menutup diri terhadap internet global, tapi kedaulatan dunia maya merupakan kunci atas visi pembangunan internet mereka.
Pernyataan Xi tersebut disampaikan oleh Hung Kunming, Kepala Departemen Pemberitaan Partai Komunis saat membuka forum kebijakan siber umum di Kota Wuzhen, timur China.
"Perkembangan dunia maya China sedang memasuki jalur cepat.... pintu China akan menjadi semakin terbuka," kata Xi dalam pernyataannya.
Kedaulatan dunia maya adalah sebuah pikiran negara diizinkan untuk mengatur dan mengisi internet mereka tanpa campur tangan pihak luar.
Dalam beberapa tahun terakhir, Partai Komnis China telah memperketat regulasi siber, menyusun aturan baru yang mengharuskan perusahaan untuk menyimpan data secara lokal dan menyensor peralatan yang membuat pengguna bisa merusak sistem keamanan jaringan komputer yang digunakan untuk melindungi komputer dari beberapa jenis serangan dari komputer luar (Great Firewall).
Pada Juni lalu, China memperkenalkan undang-undang keamanan siber nasional baru, yang mengharuskan perusahaan asing menyimpan data secara lokal dan menyerahkan peralatan pengawasan data.
Para pembuat kebijakan siber menyatakan undang-undang tersebut sejalan dengan hukum internasional, dan dirancang untuk melindungi data pribadi serta bisa melawan serangan terhadap infrastruktur inti.
Tapi kelompok pengusaha beranggapan undang-undang tersebut tidak adil karena yang menjadi sasaran adalah perusahaan asing.
Di bawah Presiden Xi, China memainkan peran yang lebih besar secara global dalam perkembangan internet.
"China sudah siap untuk mengembangkan aturan baru dan sistem pengaturan internet untuk melayani seluruh pihak dan menghadapi ketidak seimbangan yang terjadi sekarang," kata Wang Huning, anggota Partai Komunis yang menjadi panitia pertemuan tersebut.
Pertemuan yang diselenggarakan oleh Badan Dunia Maya China (CAC), juga mengundang eksekutif asing, di antaranya Tim Cook dari Apple Inc, Sundar Pichai dari Google, serta pimpinan dari Facebook.
Google dan Facebook tidak diizinkan beroperasi di China, termasuk Twitter.
Top ekskutif dari Alibaba Group Holding Lted, Tencent Holding Ltd, serta Baidu Inc juga menghadiri pertemuan.