Bisnis.com, JAKARTA - Royal Dutch Shell Plc bekerja sama dengan sejumlah produsen mobil terbesar di dunia untuk memperluas bisnis pengisian kendaraan listrik di Eropa saat untuk mengembangkan usaha di luar bisnis minyak.
Seperti dilansir Bloomberg, perusahaan minyak terbesar kedua ini menggandeng IONITY, usaha patungan antara BMW Group, Daimler AG, Ford Motor Co. dan Volkswagen AG, untuk mendirikan stasiun pengisian listrik pada 10 negara di Eropa,
Perjanjian tersebut didasarkan pada akuisisi Shell terhadap penyedia pengisian daya kendaraan terbesar Eropa, NewMotion. bulan lalu. Kesepakatan itu terjadi saat industri minyak melewati fase kritis dalam sejarahnya, dengan dominasi bensin dan diesel menghadapi tantangan dari kebutuhan akan energi bersih.
Negara-negara seperti Prancis, Inggris dan China mulai merancang aturan untuk mengurangi penjualan mobil bertenaga BBM dalam beberapa dekade mendatang. Atas rencana tersebut, perusahaan-perusahaan energi besar ingin beradaptasi.
Berdasarkan pernyataan perusahaan yang dirilis Senin (27/11), Shell dan IONITY pada awalnya akan mendirikan titik pengisian daya di 80 stasiun pengisian BBM milik Shell, dengan rata-rata enam pos di setiap stasiun BBM. Shell mengklaim waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengisi daya kendaraan listrik mencapai lima hingga delapan menit.
Sebelumnya, Shell membuka titik pengisian daya mobil listrik pertamanya pada stasiun BBM di Inggris bulan lalu.
John Abbott, petinggi bisnis hilir Shell mengatakan pada September bahwa perusahaan menargetkan kontribusi pengisian listrik mencapai 20% dari margin laba penjualan di tiap stasiun pada tahun 2025,