Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tidak Fokus Penyebab Hardys Group Dipailitkan

Presiden Direktur Hardyscorps I Gede Agus Hardiawan menyarankan pebisnis di Bali belajar banyak dari kesalahannya dalam mengelola Hardys Group yang saat ini dipailitkan oleh kreditornya.
Jaringan ritel di Bali Hardys dinyatakan pailit. /Istimewa
Jaringan ritel di Bali Hardys dinyatakan pailit. /Istimewa

Kabar24.com, DENPASAR—Presiden Direktur Hardyscorps I Gede Agus Hardiawan menyarankan pebisnis di Bali belajar banyak dari kesalahannya dalam mengelola Hardys Group yang saat ini dipailitkan oleh kreditornya.

Menurutnya, salah satu hal yang membuat perusahaannya pailit karena dirinya tidak bisa fokus dengan usaha ritel yang menjadi tulang punggung bagi perusahaanya. Usaha utama Hardys Group adalah ritel, kemudian berkembang ke sejumlah sektor usaha seperti properti, dan hotel. Perusahaan ini dikenal sebagai salah satu pemain ritel terbesar di Bali.

Namun, ekspansif ke sektor properti yang kemudian menyebabkan perusahaan ini bermasalah dan dipailitkan. Lesunya penjualan properti diikuti terkoreksinya harga menyebabkan sejumlah proyek residensial Hardys tidak terjual.

“Saya tidak fokus, padahal sudah diingatkan oleh BOC [board of commisioner]. Semoga junior saya maupun senior di Bali yang berbisnis tidak meniru langkah saya ini,” jelasnya, Rabu (22/11/2017).

Pria asal Penyaringan, Kabupaten Jembrana ini juga berpesan agar pebisnis tidak menggunakan uang bersumber dari pinjaman perbankan secara berlebihan. Hardy Group mengandalkan sumber pendanaan dari perbankan hingga 70% dari kebutuhan, sedangkan dana internal hanya 30%.

Alhasil kondisi tersebut menyebabkan keuangan perusahaan harus diputar secara lancar agar bisa membayar kewajiban kepada bank. Namun, ketika dana tersebut untuk ekspansi dan kemudian macet, dampaknya membenani perusahaan.

Hardys Group dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Surabaya. Total kewajiban atau hutang yang harus dibayar mencapai Rp2,3 triliun dengan nilai kepemilikan asetnya ditaksir Rp4,1 triliun. Salah satu anak usahanya, yakni Hardys Retailindo lebih dulu diambil alih oleh Bank Mualat dan kemudian dijual kepada Artha Sedana Retailindo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper