Bisnis.com, WASHINGTON - Militer Amerika Serikat mengatakan membunuh lebih dari 100 gerilyawan di Somalia pada Selasa (21/11/2017), ketika melancarkan serangan udara terhadap al Shabaab.
Al Shabaab adalah kelompok terhubung dengan jaringan al Qaida, yang melakukan pemberontakan dengan tujuan menggulingkan pemerintah dukungan PBB.
Militer Komando Afrika mengatakan serangan tersebut menyasar sarang di 201 kilometer barat laut ibu kota Somalia, Mogadishu, dan Amerika Serikat akan terus melancarkan serangan menyasar gerilyawan.
"Serangan itu dilakukan dengan berkoordinasi dengan pemerintah Somalia," kata Pentagon.
Serangan udara AS dengan mengakibatkan tewasnya sejumlah besar gerilyawan di Somalia cenderung langka terjadi. Sebelumnya, pada Maret 2016, serangan udara menewaskan lebih dari 150 gerilyawan al Shabaab di Somalia.
Kantor berita Somalia SONNA melaporkan pada Selasa (21/11) "sekitar 100 gerilyawan" tewas ketika pesawat tempur AS dan pasukan Somalia menyerang markas al Shabaab di daerah Bur Elay.
Juru bicara kelompok Al Shabaab Abdiasis Abu Musab membantah adanya serangan tersebut. "Ini hanya ... propaganda," katanya di Somalia.
Al Shabaab berjuang untuk menggulingkan pemerintah federal transisi Somalia dukungan Barat dan bermaksud memberlakukan aturan yang mereka yakini, di negara Tanduk Afrika itu.
Pada awal bulan ini, AS memperingatkan adanya ancaman terhadap staf diplomatiknya di Mogadishu dan meminta semua staf di bagian umum untuk meninggalkan ibu kota negara itu.
Al Shabaab telah kehilangan kendali atas banyak daerah dan kota di Somalia sejak terusir dari Mogadishu pada 2011. Namun, mereka tetap mempertahankan kehadiran yang kuat di bagian selatan dan tengah negara itu, dengan melakukan serangan bersenjata dan aksi bom.
"Al-Shabaab telah berkomitmen untuk merencanakan dan melakukan serangan terhadap AS dan mitra kami di wilayah tersebut," kata pernyataan militer AS.
Pemberontakan kelompok Al Shabaab dilakukan dengan tujuan untuk menggulingkan pemerintah Somalia, mengusir pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika dan memaksakan penerapan hukum Islam garis keras di negara tersebut.
Pada awal bulan ini, militer AS juga melakukan operasi militer pertama melawan IS di Somalia dan mengatakan bahwa serangan mereka menewaskan "beberapa teroris".