Kabar24.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menantang Rex Tillerson untuk duel tes inteligensi setelah Menteri Luar Negeri AS tersebut diisukan menyebut Trump ‘bodoh’.
“Saya pikir itu berita palsu, tapi jika dia memang mengatakan hal itu, saya kira kami berdua harus membandingkan hasil tes IQ,” kata Trump tentang Tillerson dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan Forbes, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (11/10/2017).
“Dan tentu saja Anda tahu siapa yang akan menang,” lanjut Trump seakan tidak menunjukkan keraguan lagi siapa yang akan memenangkan duel tersebut.
Trump diketahui telah beberapa kali berkoar tentang kecerdasannya. Tahun 2016, dia menantang Wali Kota London Sadiq Khan, untuk membandingkan tes IQ setelah Khan menampik pandangan Trump mengenai Islam.
Trump juga sesumbar memiliki IQ lebih tinggi daripada pendahulunya yakni George W. Bush dan Barack Obama, pengamat politik Karl Rove dan George Will, bahkan seluruh staf Washington Post.
Baca Juga
Trump pernah mengeluarkan peringatan bagi mereka yang mungkin mempertanyakan kecerdasannya, seperti yang dilakukannya dalam suatu cuitan di akun Twitter pada tahun 2013.
“Donald J. Trump @realDonaldTrump Sorry losers and haters, but my I.Q. is one of the highest -and you all know it! Please don't feel so stupid or insecure,it's not your fault Twitter: Donald J. Trump on Twitter”
Sikap sombong Trump atas kecerdasan otaknya juga menjadi ciri khas kampanye kepresidenannya pada 2016.
“Saya berbicara dengan diri saya sendiri, nomor satu, karena saya memiliki otak yang sangat bagus,” kata Trump dalam suatu wawancara tahun 2016 ketika ditanya siapa yang menasihatinya tentang urusan luar negeri dan diplomasi.
“Konsultan utama saya adalah diri saya sendiri, dan saya memiliki naluri yang baik untuk hal ini,” lanjutnya.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson awal bulan ini telah menegaskan tidak pernah menyebut Presiden Donald Trump sebagai ‘orang bodoh’.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert juga menyatakan bahwa Tillerson tidak pernah menggunakan istilah 'orang bodoh'. “Menteri Tillerson tidak menggunakan bahasa seperti itu tentang Presiden Amerika Serikat,” kata Nauert.
Hampir sejak awal masa jabatannya sebagai Menteri Luar Negeri pada Februari tahun ini, Tillerson menghadapi spekulasi bahwa dia kerap berselisih dengan Trump atau nyaris mengundurkan diri.
Jajaran pejabat di Departemen Luar Negeri telah berulang kali menolak isu perselisihan antara Trump dan Tillerson. Trump disebut menghargai saran Tillerson dan memang meminta para penasihatnya untuk menyampaikan pandangan yang berbeda.
Bagaimana pun, Tillerson yang pernah menjabat kepala eksekutif salah satu perusahaan terbesar di dunia, Exxon Mobil, dan memiliki gelar di bidang teknik, pasti bodoh jika dia tidak menyadari bahwa mempertanyakan kecerdasan Trump adalah permainan yang berbahaya.