Kabar24.com, JAKARTA- Setelah Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto meminta waktu untuk melakukan koordinasi dengan seluruh pihak terkait pengadaan 280 pucuk senjata pelontar granat jenis Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) dan 5 ribu lebih amunisinya dari Bulgaria untuk Brimob Polri, pihak kepolisian praktis tak banyak berkomentar.
Tak sepatahkatapun dilontarkan oleh Kadiv Humas Polri Setyo Wasisto ketika ditanya terkait pemenang tender pengadaan senjata tersebut, yakni PT Mustika Duta Mas pada Senin (2/10/2017) lalu.
Sementara hari ini, Setyo mengatakan pernyataan secara resmi terkait senjata baru bisa diberikan Jumat (6/10/2017) nanti setelah rapat di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
"Masalah senjata nanti hari Jumat akan ada rapat di Kemenkopolhukam, Secara resminya akan disampaikan di sana," katanya.
Namun, Setyo membenarkan terkait unggahan di akun media sosial instagram yang menyebutkan bahwa tim gabungan lintas instansi telah melakukan pengecekan fisik atas senjata-senjata dan amunisi yang saat ini tertahan di Bandara Soekarno-Hatta.
"Iya, itu kegiatan pengecekan saja, hasil resminya akan disampaikan oleh Menkopolhukam pada Jumat . Yang ada di Instagram hanya kegiatannya saja," katanya.
Baca Juga
Berdasarkan keterangan yang diunggah di akun Instagram resmi Humas Polri @divisihumaspolri disebutkan bahwa Kabid P2 Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta menegaskan setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim gabungan, tidak ditemukan adanya pelanggaran prosedur impor senjata oleh Polri, baik dari segi dokumen maupun fisik secara administratif seluruhnya telah sesuai.
Namun demikian, sejumlah pertanyaan terkait profil perusahaan pengimpor senjata masih terus bermunculan. Hingga saat ini, belum ada konfirmasi lebih lanjut terkait perusahaan bernama PT Mustika Duta Mas tersebut kecuali pernyataan bahwa perusahaan itu telah memenangkan tender pengadaan senjata.