Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Orang Mampu Beli Tabung Elpji 3 Kg

anyaknya orang mampu membeli Elpiji 3 kg, diduga menjadi penyebab kelangkaan gas melon tersebut di masyarakat. Akibat salah sasaran tersebut, keluarga masyarakat miskin yang membutuhkan dan berhak atas subsidi, justru sulit mendapatkan.
Tabung elpiji 3 kg/Antara
Tabung elpiji 3 kg/Antara

Kabar24.com, PADANG - Banyaknya orang mampu membeli Elpiji 3 kg, diduga menjadi penyebab kelangkaan gas melon tersebut di masyarakat. Akibat salah sasaran tersebut, keluarga masyarakat miskin yang membutuhkan dan berhak atas subsidi, justru sulit mendapatkan.

“Harusnya Elipiji 3 kilogram untuk masyarakat kurang mampu. Tetapi, banyak juga dipakai golongan usaha dan masyarakat yang tidak berhak. Ini mungkin penyebab gas menjadi langka,” kata Wagub Sumbar Nasrul Abit di Padang, Selasa.

Selain keluarga mampu, Nasrul juga menduga banyak pedagang di luar usaha mikro, yang membeli gas melon, termasuk mengalihkan ke daerah lain. Pembelian oleh pedagang tersebut, menurut Nasrul, adakah untuk mendapatkan keuntungan hingga terjadi kelangkaan LPG pada daerah pemilik kuota.

“Dugaan-dugaan ini tentu perlu dibuktikan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar sudah saya perintahkan untuk berkordinasi dengan pihak terkait menyangkut hal ini,” kata dia.

Guna mengantisipasi keadaan tersebut, Pemprov Sumbar melakukan beberapa upaya. Di antaranya, melarang Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan gas melon. Selain itu, juga meminta kabupaten dan kota untuk ikut mengawasi penyelewengan alokasi penjualan Elpiji 3 kilogram, karena ada indikasi penyelewengan alokasi satu daerah ke daerah lain.

Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Yunelda Asra, juga menilai, penyaluran gas Elpiji 3kgdi daerah tidak tepat sasaran. Pasalnya, gas tersebut banyak digunakan warga mampu sehingga menyebabkan masyarakat miskin sulit memperolehnya.

“Bisa dilihat di pangkalan-pangkalan Elpiji, rata-rata warga miskin hanya mampu beli satu tabung. Sedangkan warga mampu sekali beli minimal tiga. Ini yang menyebabkan cepat habis dan menjadi langka,” kata Anggota Yunelda, di Lubuk Sikaping.

Yunelda mengatakan, banyaknya konsumen gas Elpiji bersubsidi dari keluarga mampu, sebenarnya sudah lama menjadi masalah. Hal ini tentu disayangkan, karena mereka yang berasal dari golongan ekonomi mampu dan berpenghasilan tinggi, justru ikut menikmati gas bersubsidi ini. “Jika sudah demikian, maka gas Elpiji tiga kilogram langka dan harganya juga menjadi mahal,” katanya.
    
Ikatan Masyarakat Peduli Gas Bersubsidi (IMPGB) Sumatra Barat juga menyoroti distribusi Elpiji 3kg yang salah sasaran. Dalam siaran pers yang diterima kemarin, Koordinator IMPGB Sumbar, Zulfianto Chaniago, meminta masyarakat untuk turut peduli terhadap keluarga miskin dan pengusaha mikro. Caranya paling mudah, tidak turut membeli gas melon yang seharusnya menjadi hak penerima subsidi.

“Biarkan keluarga miskin, rentan miskin, dan usaha mikro saja yang membeli Elpiji 3kg. Sedangkan masyarakat mampu, katering, dan bahkan restoran tidak sudah saatnya meninggalkan gas melon tersebut. Malu kalau masih membeli, karena memang bukan hak kita,” kata Zulfianto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Others

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper