Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melemparkan ancaman kepada Korea Utara, setelah negara tersebut mengadakan demonstrasi besar-besaran anti-AS pada Minggu (24/9).
Pernyataan tersebut juga merupakan respon atas pidato Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong Ho di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa akhir pekan lalu. Kala itu Yong Ho menyatakan siap melakukan serangan senjata nuklir pendahuluan ke AS. Pernyataan Yong Ho itu menjadi tanggapan atas ucapan Trump yang menyebut Kim Jong Un sebagai ‘rocket man’.
“Saya dengar, Menlu Korut berbicara di hadapan Majelis Umum PBB. Jika dia menggemakan pemikiran Little Rocket Man [Kim Jong Un], maka mereka tidak akan lama lagi, kata Trump dalam cuitan di akun Twitternya, Minggu (24/9) atau Sabtu (23/9) waktu setempat.
Sementara itu, televisi milik pemerintah Korea Utara, KRT kemarin melaporkan bahwa puluhan ribu orang menghadiri acara demonstrasi anti-AS di lapangan Kim Il Sung di Pyongyang. Senada, kantor berita resmi Korea Utara KCNA mengatakan acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 100.000 orang.
"Kami menunggu saat yang tepat untuk bertempur terakhir kali dengan AS sang negara jahat, dan untuk menyingkirkan AS dari dunia," tulis KCNA mengutip ucapan Ri Il-bae, Komandan Garda Merah Korut.
Komentar Ri Yong Ho muncul beberapa jam setelah pembom Angkatan Udara AS terbang melintasi perairan internasional di sebelah timur Korea Utara, dan sebuah getaran melanda dekat lokasi uji coba nuklir Korea Utara.
Adapun, dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB, Yong Ho mengatakan bahwa alasan Korut memiliki senjata nuklir adalah karena AS. Dia merasa kebijakan AS yang memusuhi dan terus mengancam negaranya selama 70 tahun, membuat Korut merasa harus memiliki alat pertahanan.
“Kebijakan AS telah membuat situasi di Semenanjung Korea meningkat ke titik tertinggi dan akan segera meledak,” katanya.