Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Jokowi Minta Perguruan Tinggi Berani Berinovasi

Perubahan dunia yang begitu cepat harus diwaspadai. Bahkan bukan tak mungkin budaya-budaya asing dapat masuk menginfiltrasi budaya Indonesia.
Presiden Joko Widodo /ANTARA-Ari Bowo Sucipto
Presiden Joko Widodo /ANTARA-Ari Bowo Sucipto

Kabar24.com, JAKARTA - Perubahan dunia yang begitu cepat harus diwaspadai. Bahkan bukan tak mungkin budaya-budaya asing dapat masuk menginfiltrasi budaya Indonesia.

Oleh sebab itu, saat memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Jember, pada Minggu (13/8/2017), Presiden Joko Widodo berpesan kepada para mahasiswa untuk dapat mengantisipasi hal-hal tersebut.

"Saya titip terutama kepada PP Muhammadiyah, baik yang ada di cabang Jember maupun secara umum di seluruh Indonesia, perubahan-perubahan ini perlu diantisipasi. Jangan sampai nilai-nilai keindonesiaan dan keislaman kita tergerus gara-gara kita tidak siap mengantisipasi," ujar Presiden melalui siaran resmi.

Perubahan global sebagaimana yang dikatakan Presiden tentunya menyentuh hampir semua lini kehidupan. Mulai dari internet, proses pembayaran, transportasi, hingga pengelolaan ruang angkasa. Jika tidak disadari dengan cepat, Indonesia akan tertinggal dari negara lain.

"Perubahan sangat cepat sekali.  Kita harus menyadari itu, kalau tidak disadari kita bisa ditinggal terutama menyadarkan sumber daya manusia yang kita miliki," ungkapnya.

Dalam hal transportasi misalnya, Presiden menjelaskan bagaimana negara lain telah memiliki alat transportasi yang lebih maju dan modern. Sedangkan Indonesia, saat ini baru memulai pembangunannya.

"Kita? Baru proses membangun MRT, LRT. Baru akan memulai kereta cepat itu ramai. Ramai belum dimulai, sudah dua tahun," tutur Presiden.

Sama halnya dengan dunia pendidikan di Tanah Air yang menurut Kepala Negara kurikulum pendidikan yang ada masih monoton dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Sehingga Presiden berharap Universitas Muhammadiyah Jember bisa menjadi pelopor inovasi perguruan tinggi di Indonesia.

Di Universitas Muhammadiyah Jember terdapat 8 fakultas. "Ekonomi, hukum dan sospol pasti ada," ucap Presiden.

Seharusnya fakultas yang ada disesuaikan dengan perkembangan saat ini, seperti membuka fakultas manajemen toko online, fakultas animasi, fakultas electronic sport dan juga fakultas video.

"Perguruan tinggi juga harus berani mengubah, Universitas Muhammadiyah Jember juga harus berani mengubah. Kalau Universitas Muhammadiyah Jember memulai, universitas yang lain ditinggal nanti," ucap Presiden.

Selain itu, perubahan lain yang juga harus diantisipasi adalah perubahan pola interaksi sosial di masyarakat. Perkembangan teknologi yang sangat cepat turut menjadi salah satu penyebab perubahan tersebut di masa mendatang.

"Orang nantinya 5-10 tahun yang akan datang tidak akan baca (koran). Yang namanya generasi Y, yang mahasiswa-mahasiswa sekarang ini, 5-10 tahun yang akan datang pegangnya hanya ini (gawai). Mau cari berita tidak mau baca koran, tinggal klik dan baca online. Tidak mau lihat TV lagi nantinya," ucap Presiden.

Tak lupa, Presiden kembali berpesan kepada para mahasiswa untuk terus menjunjung tinggi sikap saling menghormati dan saling menghargai antarumat beragama di Indonesia. Hal ini, tambahnya, dilakukan guna menjaga persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dianugerahi Tuhan keanekaragaman agama, suku, budaya, dan bahasa.

"Inilah anugerah Allah yang diberikan kepada kita, bangsa Indonesia. Ini sudah menjadi hukum Allah, sudah menjadi takdir kita bahwa kita ini memang hidup di dalam alam keragaman yang amat banyak," ujar Presiden.

Di awal sambutannya, Presiden mengatakan bahwa baru pertama kali Ibu Negara Iriana Joko Widodo mendampingi dirinya saat menyampaikan kuliah umum.

"Kenapa? Jawabnya karena dulu Ibu Iriana kuliahnya di Universitas Muhammadiyah Surakarta," kata Presiden yang disambut tepuk tangan dari peserta kuliah umum.

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana, diantaranya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Gubernur Jawa Timur Soekarwo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper