Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah mendorong 54 perguruan tinggi negeri dan swasta (PTN/PTS) yang sudah mengantongi akreditasi tertinggi (A) dapat menjadi perguruan tinggi berkelas dunia (world class university) melalui berbagai upaya sistematis, terencana dan berkelanjutan.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengatakan saat ini Indonesia sudah memiliki 3 perguruan tinggi yang telah masuk sebagai world class university yakni Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan diharapkan sampai dengan tahun 2019 akan bertambah lagi, setidaknya menjadi 5 perguruan tinggi.
"Semakin banyak universitas di Tanah Air yang mengantongi pengakuan akreditasi internasional, menandakan daya saing bangsa kita semakin meningkat dan kompetitif dengan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia," kata Muhammad Nasir seusai membuka Seminar dan Workshop Internasional bertemakan "On Strengthening The Outcomes-Based Internal Quality Assurance System/Penguatan Sistem Penjaminan Mutu Internal Berbasis Outcomes" di Makassar, Selasa malam (8/8/2017).
Menristekdikti Muhammad Nasir menjelaskan pada tahun depan UI didorong untuk bisa memperbaiki peringkatnya sebagai world class university dari peringkat saat ini ke-277, meningkat ke peringkat di bawah ke-250.
"Untuk tahun depan, kami harapkan UI bisa memperbaiki peringkatnya. Di tahun berikutnya, baru ITB dan UGM. ITB bisa naik ke peringkat 250 dan UGM ke-300. Sedangkan beberapa perguruan tinggi lainnya bisa masuk ke peringkat 500".
Dia mengemukakan kementerian yang dipimpinnya terus melakukan facilitating, enabling dan empowering penguatan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) sebagai pondasi pengakuan nilai akreditasi program studi/institusi (SPME).
"Kita berharap ke-54 perguruan tinggi tersebut bisa terus meningkatkan standar mutunya untuk mendapatkan pengakuan
internasional baik akreditasi, sertifikasi, peringkat dan asesmen. Yang sudah berakreditasi B, didorong mendapatkan A,
sedangkan yang C naik menjadi B," tuturnya.
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek dan Dikti Intan Ahmad mengemukakan beberapa paradigma penting dalam akreditasi internasional adalah menjadikan capaian pembelajaran (outcomes), asesmen dan evaluasi pencapaiannya sebagai basis penjaminan mutu dan perencanaan strategi akademik.
Untuk merealisasikan hal tersebut, paparnya, diperlukan upaya peningkatan mutu pelaksanaan pendidikan, mulai dari penentuan profil lulusan, penentuan capaian pembelajaran, perancangan kurikulum, asesmen capaian pembelajaran, evaluasi dan tindakan perbaikan berkelanjutan berstandar internasional guna mendapatkan pengakuan akreditasi internasional seperti antara lain AUN-QA, ABET, AACSB, ASIIN, JABEE, ABEST21, KAAB, RSC.
"Seminar dan workshop internasional ini merupakan salah satu upaya menemukan strategi yang efektif dan efisien guna
mengembangkan program studi (prodi) ataupun institusi yang diakui tidak hanya di Indonesia namun secara global," katanya.
Sebanyak 200 peserta mengikuti seminar dan workshop internasional, terdiri dari pimpinan perguruan tinggi dari 54 PT
terakreditasi A, pimpinan Penjaminan Mutu dari 54 terakreditasi A dan 2 peserta dari 70 PT yang prodinya terakreditasi A.