Kabar24.com, JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengklaim dapat menyerang seluruh daratan Amerika Serikat setelah uji coba rudal balistik antarbenua kedua selesai dalam sebulan.
Pernyataan pada Jumat (28/7/2017) tengah malam itu melahirkan kecaman dari AS dan sekutunya, dengan jenderal-jenderal petinggi AS mengundang mitra Korea Selatannya untuk mendiskusikan potensi respons militer.
Presiden Donald Trump mengatakan uji coba itu merupakan aksi gegabah dan berbahaya. Melalui pernyataan Gedung Putih, Trump menyampaikan 'akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan' untuk melindungi teritorinya.
"Kami telah menunjukkan kemampuan untuk menembakkan roket balistik antarbenua kami kapan pun dan ke mana pun, dan seluruh wilayah AS berada dalam rentang bidikan kami," papar Kim sebagaimana dikutip Bloomberg dari Korean Central News Agency (KCNA) pada Sabtu (29/7/2017).
Kantor berita Korut itu menyebutkan uji coba merupakan verifikasi final kemampuan teknis misil Hwasong-14, termasuk jangkauan maksimumnya.
Tes ICBM, yang menyusul peluncuran pertama pada 4 Juli, menimbulkan ketegangan antarkekuatan utama dunia, dengan AS menuding China dan Rusia menyokong Kim untuk mencapai ambisi nuklirnya.
Trump sebelumnya menunjukkan frustrasinya pada langkah China mengendalikan tetangga dan sekutunya, dengan dukungan penjualan makanan dan bahan bakar.
Pentagon mengatakan rudal yang diuji coba pada Jumat meluncur 1.000 km, sedangkan Korea's Joint Chiefs of Staff menyebutkan peluru kendali itu mencapai ketinggian sekitar 3.700 km, hampir 1.000 km di atas uji coba pertama.
Jepang mengatakan rudal terlontar sekitar 45 menit—6 menit lebih lama dari uji coba pertama—dan mendarat di zona ekonomi eksklusifnya.
Uji coba menunjukkan kemajuan kemampuan Korut membangun rudal untuk menyerang beberapa kota AS, seperti Denver atau Chicago, menurut Melissa Hanham, peneliti pada James Martin Center for Nonproliferation Studies di California.