Bisnis.com, SURABAYA – Provinsi Jawa Timur saat ini dinilai sangat berpotensi untuk pengembangan industri berbasis agriculture atau pertanian untuk menyokong kebutuhan pangan di kawasan Indonesia timur.
Pengamat Ekonomi, Aviliani mengatakan kebutuhan pangan beberapa tahun ke depan akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di dunia yang bisa mencapai 9 miliar jiwa.
Untuk itu, pertanian dan perkebunan menjadi sektor yang paling potensial dalam investasi. Hanya saja, yang selama ini masih menjadi masalah di Indonesia adalah produktivitas tanaman dan sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan.
“Pasar di sektor pangan ini pasti ada dan akan selalu ada. Kalau jumlah penduduk bertambah, kebutuhan pangan juga akan bertambah. Maka investasi yang tepat saat ini bisa bermain di farmasi, consumer goods, hortikultura, bahan pangan dan turunannya,” katanya saat paparan UOB Indonesia Economy Outlook 2017, Rabu (26/7/2017).
Dia mengatakan, selain di Jatim, tidak menutup kemungkinan industri berbasis agriculture juga dapat dikembangkan ke wilayah timur Indonesia mengingat saat ini pemerintah juga tengah serius menggarap infrastruktur di kawasan timur.
"Saya pikir orang Jatim juga bisa memulai untuk ekspansi investasi ke luar Jawa seperti Sulawesi dan Kalimantan yang potensinya tidak kalah. Di Kalimantan bisa menjadi pusat pertumbuhan baru di daerah perbatasan," ujarnya.
Senada dengan Kepala Badan Penanaman Modal Provinsi Jatim, Lili Soleh Wartadipradja. Jawa Timur saat ini sedang menawarkan potensi investasi di sektor industri berbasis agriculture yang sejak beberapa tahun terakhir ini infrastrukturnya telah dipersiapkan.
"Jatim menjadi gerbangnya KTI, salah satunya dengan adanya pelabuhan Perak, Teluk Lamong dan satu lagi pelabuhan di Probolinggo yang akan dikelola oleh Pemprov Jatim," katanya.
Selain itu, lanjutnya, Pemprov Jatim bersama investor telah menyiapkan 27.000 ha lahan untuk kawasan industri, dan yang sudah tergarap ada 7.000 ha di antaranya seperti Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik.
"Jatim sendiri juga sudah punya 26 kantor perwakilan dagang (KPD) yang tersebar di daerah lain. KPD ini akan mencatat keluar masuknya barang dari Jatim sehingga tau kebutuhan komoditas apa yang dibutuhkan pasar di daerah tersebut," imbuhnya.
Adapun Pemprov Jatim menjanjikan bakal memberikan fasilitas bagi investor yang mennamkam modalnya di Jatim, di antaranya seperti kemudahan perizinan melalui layanan terpadu, ketersediaan tenaga kerja terampil (memperbanyak Sekolah Menengah Kejuruan/SMK), dan penyediaan energi listrik yang terus digarap oleh PLN.