Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumbar Tutup Izin Bagi Ritel Modern Berjaringan dari Luar

Pemerintah Provinsi Sumatra Barat memastikan menutup rapat peluang masuknya ritel modern asing berjaringan ke daerah itu, guna melindungi usaha mikro dan kecil setempat.
Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno/Irwan^prayitno.com
Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno/Irwan^prayitno.com

Bisnis.com, PADANG—Pemerintah Provinsi Sumatra Barat memastikan menutup rapat peluang masuknya ritel modern asing berjaringan ke daerah itu, guna melindungi usaha mikro dan kecil setempat.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan sudah ada kesepakatan antara pemerintah seluruh kabupaten dan kota di Sumbar untuk menutup izin bagi ritel modern berjaringan dari luar.

“Provinsi Sumbar dan seluruh pemerintah kabupaten/kota sepakat menolak keberadaan jejaring ritel modern dari luar masuk ke Sumbar,” katanya, Jumat (14/7/2017).

Dia menilai masuknya ritel modern dengan jaringan besar akan menggerus usaha lokal dan mempersempit ruang pengembangan bagi ritel di daerah.

Pemda setempat, kata Irwan, lebih memilih mendukung pengembangan Minang Mart dan ritel-ritel modern lokal lainnya daripada memberikan izin kepada ritel modern berjaringan dari luar.

Sampai saat ini, Sumbar bisa dibilang masih aman dari serbuan ritel modern milik korporasi besar seperti Alfamart dan Indomaret. Provinsi tetangga, seperti Riau dan Jambi bahkan dijamuri oleh kehadiran dua kelompok ritel berjaringan besar tersebut.

Irwan mendorong pemda memfasilitas Minang Mart dan ritel modern lokal lainnya untuk mengembangkan bisnisnya di seluruh penjuru Sumbar.

Adapun, Minang Mart adalah ritel yang dikelola PT Retail Modern Minang (RMM) sebuah perusahaan kongsi milik BUMD PT Grafika Jaya Sumbar dengan PT Sentra Distribusi Nusantara.

Minang Mart dikembangkan untuk mendorong peningkatan mutu dan layanan toko kelontong milik masyarakat untuk diberdayakan dan dikembangkan dengan brand Minang Mart, sehingga mampu bersaing dengan ritel besar.

Syaiful Bahri, Direktur Utama PT RMM mengatakan Minang Mart dibangun dengan konsep kemitraan bukan waralaba seperti ritel besar lainnya.

“Jadi bisnisnya tidak ada waralaba, hanya kemitraan dengan pemilik toko, jadi lebih ke pemberdayaan. Kami juga fokus menampung produk UMKM yang porsinya 30% di setiap gerai Minang Mart,” katanya.

Syaiful menargetkan tahun ini, perseroan mampu membuka 300 gerai Minang Mart di seluruh Sumbar.

“Potensi pasarnya masih besar. Saya lihat masyarakat yang belanja itu selalu menomorsatukan tempat belanjanya yang nyaman dan barangnya terjamin,” katanya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Pedagang Kaki Lima, Ritel, P&D dan Kelontong Sumbar Guspardi Gaus mendukung penuh kebijakan pemerintah daerah yang menutup akses izin bagi ritel modern berjaringan dari luar.

Kebijakan itu, imbuhnya, akan mendorong pengembangan UMKM di daerah, sehingga mampu berkontribusi terhadap perekonomian Sumbar.

“Kami apresias kebijakan pemda. Konsekuensinya, tentu kami harus mampu meningkatkan pelayanan,” katanya.

Pemilik ritel lokal dengan brand Citra Swalayan itu memastikan akan mendorong seluruh pelaku usaha ritel di daerah itu untuk meningkatkan pelayanan dan melakukan pembinaan kepada pelaku UMKM.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper