Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertemu PM Belanda, Presiden Jokowi Tekankan Kerja Sama Ekonomi dan Penanggulangan Terorisme

Presiden Joko Widodo menekankan peningkatan kerja sama di sektor ekonomi dan penanggulangan terorisme dengan Belanda.
President Joko Widodo dan Iriana Joko Widodo/Reuters
President Joko Widodo dan Iriana Joko Widodo/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menekankan peningkatan kerja sama di sektor ekonomi dan penanggulangan terorisme dengan Belanda.

Hal tersebut dilakukannya saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Hotel Steigenberger, Hamburg, Jerman, Sabtu (8/8/2017).

Di bidang ekonomi, Presiden mengatakan bahwa Belanda merupakan salah satu mitra terpenting perdagangan dan investasi Indonesia di Eropa. Namun dalam beberapa tahun ini, angka perdagangan kedua negara menunjukkan tren menurun.

"Harapan saya, tren ini akan berbalik menjadi positif. Oleh karena itu, perlu kerja keras kita untuk mewujudkan trend positif perdagangan," kata Presiden, dikutip dari keterangan resmi Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Sabtu (8/8/2017).

Presiden meyakini apabila negosiasi Indonesia-EU CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) telah selesai, maka perdagangan bilateral akan mengalami peningkatan.

Selain itu, Presiden Jokowi dan PM Rutte juga membahas kerja sama di bidang pengembangan pelabuhan laut.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin juga membahas kerja sama penanganan terorisme. Presiden mencatat semakin maraknya radikalisme dan aksi-aksi terorisme di berbagai wilayah dunia, termasuk di Asia dan Eropa.

Serangan terorisme yang terjadi di Marawi adalah contoh nyata penyebaran ideologi radikal. Bahkan beberapa bagian kota Marawi sampai sekarang masih diduduki. Ratusan ribu penduduk terpaksa mengungsi.

"Serangan dan pendudukan kota Marawi ini menjadi wake–up call bagi kita semua tentang semakin tingginya bahaya terorisme," ucap Presiden.

Kepala Negara juga mengingatkan bahwa masalah financing merupakan masalah yang cukup serius. Oleh karenanya, Indonesia dan Belanda harus meningkatkan kerjasama untuk menghentikan pendanaan bagi gerakan radikal dan terorisme.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper