Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Berubah Rp1, Uang Masyarakat Tersedot Rp4 Triliun

Polri menegaskan akan tetap melakukan pemantauan harga kebutuhan pangan terutama untuk komoditas utama yang sering dipermainkan oleh spekulan seperti beras, minyak goreng, dan jagung.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah) bersama Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek (kanan) dan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Mochamad Iriawan (kiri) melakukan peninjauan arus balik mudik Lebaran 2017 di Gerbang Tol Cikarang Utama, Jawa Barat, Jumat (30/6). Untuk menghindari kemacetan, Polri dan Jasa Marga membuka pintu pembayaran atau gate menjadi 31 pintu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (tengah) bersama Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek (kanan) dan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Mochamad Iriawan (kiri) melakukan peninjauan arus balik mudik Lebaran 2017 di Gerbang Tol Cikarang Utama, Jawa Barat, Jumat (30/6). Untuk menghindari kemacetan, Polri dan Jasa Marga membuka pintu pembayaran atau gate menjadi 31 pintu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Kabar24.com, JAKARTA — Polri menegaskan akan tetap melakukan pemantauan harga kebutuhan pangan terutama untuk komoditas utama yang sering dipermainkan oleh spekulan seperti beras, minyak goreng, dan jagung.

Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian mengatakan pengawasan dan upaya stabilisasi harga pangan dikoordinasikan oleh Menteri Pertanian sehingga upaya pemantauan di luar hari raya, tergantung kepada kementerian terkait.

Kepolisian telah memberikan sinyal akan terus melanjutkan pengawasan terhadap beberapa komoditas pangan.

“Kami akan fokus ke masalah beras karena komoditas ini paling mahal dan paling banyak uang beredar yakni sebesar Rp500 triliun setiap tahun, disusul oleh minyak goreng dan berikutnya adalah jagung. Setiap perubahan harga beras Rp1 akan menyedot uang dari masyarakat sebesar Rp4 triliun,” ujar Tito.

Sebelumnya dia mengatakan tidak akan segan mencopot para pejabat yang bertanggung jawab jika di satu wilayah terjadi gejolak harga pangan padahal seharusnya stok mencukupi.

Lebih lanjut, kata Tito, jika menemukan penyimpangan dalam distribusi bahan pokok ini maka harus segera dilakukan ekspos. Dengan pola ini diharapkan para calon pelaku lainnya sudah terlebih dahulu jera dan membatalkan niatnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper