Bisnis.com, FRANKFURT—Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak para pemimpin negara Group of 20 (G20) untuk berfokus pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, jelang pertemuan kelompok negara tersebut pada 7-8 Juli di Hamburg.
Pernyataan tersebut dikeluarkan Merkel di tengah meningkatnya protes dari masyarakat terutama para aktivits anti-globalisasi di jalanan Hamburg beberapa hari terakhir.
"Bukan hanya pertumbuhan [ekonomi] tapi pertumbuhan di segala hal yang berkelanjutan. Kita harus memiliki situasi win-win solution untuk semua pihak agar tercipta pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," kata Merkel, seperti dikutip dari Reuters, Senin (3/7/2017).
Dia pun menjanjikan bahwa KTT G20 tahun ini akan menyelidiki isu-isu yang diperjuangkan oleh pemrotes seperti distribusi kekayaan dan konsumsi sumber daya, di samping isu-isu terkait seperti perubahan iklim, pasar bebas, perlindungan konsumen dan penegakan standar sosial.
Polisi Hamburg mengatakan 10.000 demonstran telah melakukan aksi unjuk rasa damai di tengah hujan di Hamburg pada Minggu (2/7/2017). Adapun, 21.000 polisi dari seluruh Jerman akan dikerahkan utnuk mengamankan pertemuan 20 negara ekonomi terbesar di dunia.
Otoritas keamanan Jerman mengaku bersiap menghadapi aksi yang di luar dugaan, seperti ketika demonstrasi bisa berubah menjadi aksi kekerasan di KTT G8 di Genoa, Italia pada 2001. Kala itu satu orang demonstran terpaksa ditembak mati dan ratusan lainnya cedera.
"Apa yang kita lakukan dengan sumber daya kita? Apa aturan untuk mendistribusikan kekayaan? Berapa banyak orang yang ambil bagian? Dan berapa banyak negara yang mampu meraup untung dari itu? kita akan bahas semuanya," lanjut Merkel.
Adapun sebelumnya, dalam sebuah pidato di parlemen Jerman pekan lalu, Merkel berjanji untuk memperjuangkan perdagangan bebas dan melakukan segla upaya untuk memerangi perubahan iklim.
Secara tak langsung pula dia berjanji akan menyatakan protes langsung kepada kebijakan Amerika Serikat yang diusung oleh Presiden AS Donald Trump, terutama dis ektor perdagangan dan perubahan iklim.
Sikap Merkel itu merupakan tindak lanjut atas langkah AS yang berusaha memisahkan diri dari negara-negara G7 dalam hal penanganan perubahan iklim pada pertemuan kelompok negara-negara tersebut di Sisilia bulan lalu.
Terpisah The German Federal Crime Office memperingatkan bahwa gelaran KTT G20 rawan mendapat gangguan sabotase dari para aktivis anti-globalisasi. Surat kabar Jerman Welt am Sonntag menyebutkan, otoritas kemanan Jerman tersebut mendapt laporan bahwa sasaran sabotase para penentang adalah sejumlah infrastruktur penting seperti pelabuhan dan bandara.
"Bentuk serangan baru dan kreatif harus diawasi. Kepolisian Hamburg juga telah mengantisipasi jenis sabotase baru, seperti perusakan jaringan listrik nasional" kata otoritas tersebut.