Bisnis.com, YOGYAKARTA — Anda pernah tahu, atau pernah mendengar nama Pantai Klayar yang terletak di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur? Pantai Klayar merupakan salah satu destinasi wisata favorit karena keindahan alamnya.
Pantai Klayar Pacitan akan selalu meninggalkan kesan sendiri bagi siapa saja yang pernah berkunjung ke sana.
Mulai dari suasana pantai yang masih sepi dan alami, pasir putih agak kecoklatan bersanding damai dengan gagahnya karang yang menjorok ke laut.
Klayar memiliki seruling samudera, di mana terdapat cekungan pada bagian bawah tebing atau bebatuan yang ada di tepi pantai. Ketika cekungan ini diterjang oleh ombak laut, air laut akan keluar dan menyembur ke permukaan melalui sela-sela bebatuan dan mengasilkan suara merdu bagai seruling.
Hal itu membuat mereka yang pernah ke Pantai Klayar ingin kembali menikmati keindahan pantai ini.
Dulu, tepatnya sekitar 2 tahun lalu, untuk menuju ke Pantai Klayar ini memiliki jalanan yang sempit. Tidak ada penginapan atau homestay di tempat ini.
Selain itu, tak ada warung-warung yang berjualan di pinggir pantai serta toilet umum. Bahkan, tak ada orang yang menyewakan All Terrain Vehicle (ATV).
Pantai ini pun dulu bersih dari sampah-sampah pengunjung. Bagi orang yang menyukai kesunyian, mungkin dulu Pantai Klayar ini sangat tepat untuk tempat berdiam diri.
Namun, saat ini, kesunyian dan kealamian Pantai Klayar tak lagi ada. Ramai, tak tertata, dan kotor menjadi penilaian Tim Liputan Lebaran Jelajah Jawa Bali saat kembali mendatangi Pantai Klayar.
Selain di sepanjang Pantai Klayar pun tak ada kantong sampah sehingga pengunjung membuang sampah sembarangan. Banyak homestay berdiri sekitar Pantai Klayar sehingga memudahkan pengunjung untuk menginap.
Memasuki pantai ini pun dikenakan retribusi dan hanya satu loket karcis masuk untuk mobil dan motor dan per orangnya dikenakan tarif Rp10.000.
Memang sejumlah infrastruktur penunjang pariwisata telah dibangun. Tapi, kalau tak dilakukan penataan untuk menjaga kealamian serta keindahan pantai ini, kami tak yakin pantai ini akan kembali meninggalkan kesan tersendiri untuk membuat kembali lagi berkunjung ke pantai ini.
Tim peliput: Agne Yasa, David Eka Issetiabudi, Feri Kristianto, dan Yanita Petriella