Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Cabai di Kotabaru Rp100.000 Per Kilogram

Harga cabai di pasar-pasar harian di Pasar Kemakmuran di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan usai Lebaran 2017 mencapai Rp100.000 per kilogram.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, KOTABARU, Kalsel -  Harga cabai di pasar-pasar harian di Pasar Kemakmuran di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan usai Lebaran 2017 mencapai Rp100.000 per kilogram.

Seorang pedagang sayur-mayur di Pasar Subuh, Kotabaru, Utuh, Rabu (28/6/2017), mengatakan sejak pasar kembali beraktivitas setelah lebaran harga cabai langsung melonjak Rp100.000 dari biasanya sekitar Rp60.000 per kg.

"Salah satu penyebab melonjak harga cabai adalah pasokan berkurang, sedangkan permintaan masyarakat setelah lebaran lumayan banyak," katanya lagi.

Dia menyebutkan, harga cabai di Kotabaru dikelompokkan menjadi beberapa tingkatan, yaitu kelompok cabai campuran seharga Rp85.000 per kg, kualitas cabainya campuran dan banyak membusuk.

Cabai kualitas sedang, pilihan tidak ada yang busuk kisaran Rp100.000 per kg, dan cabai putik gagang seharga Rp110.000 per kilogram.

Selain harga cabai, sebagian sayur-mayur terutama yang didatangkan dari luar Kotabaru juga merangkak naik harganya, namun tidak signifikan, seperti kol, buncis, wortel, daun bawang prei, dan kembang kol.

Seorang pedagang besar di Pasar Kemakmuran, Kotabaru, Daokeh, mengatakan sudah beberapa hari barang kirimannya dari Surabaya tidak bisa dikirim.

"Katanya sih kapal tidak boleh berlayar, tidak tahu kenapa. Hal ini membuat sebagian barang kosong," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan dan Pasar Kotabaru H Mahyudiansyah mengemukakan stok barang di Kotabaru mencukupi, sehingga kemungkinan terjadi kenaikan barang minim.

"Karena kenaikan harga barang biasanya dipicu oleh permintaan yang meningkat, distribusi berkurang, dan bisa juga disebabkan karena terjadi gelombang laut tinggi, sehingga kapal tidak diperkenankan berlayar," katanya pula.

Kondisi tersebut menyebabkan barang yang beredar di pasaran terus menipis, sementara permintaan tetap tinggi sehingga terjadi kenaikan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/REUTERS

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper