Bisnis.com, BRUSSELS— Pertumbuhan ekonomi kuartal I/2017 Zona Euro berhasil tumbuh lebih tinggi dari perkiraan awal dan menjadi yang tercepat selama empat kuartal terakhir.
Banda Statistik Uni Eropa Eurostat menyebutkan, Zona Euro yang terdiri dari 19 negara Eropa berhasil tumbuh 0,7% dari kuartal sebelumnya (qtq). Adapun, secara year on year (yoy) produk domestik bruto (PDB) kawasan tersebut tumbuh 1,9%.
Realisasi tersebut lebih tinggi dari proyeksi awal Eurostat di mana PDB sepanjang Januari-Maret 2017 tumbuh 0,5% dari kuartal sebelumnya dan 1,7% secara yoy.
Eurostat menambahkan, konsumsi rumah tangga menyumbang 0,2% terhadap PDB. Sementara itu konsumsi pemerintah berhasil menyumbang 0,1% pada pertumbuhan eekonomi kuartal pertama tahun ini.
“Sementara itu kontribusi perdagangan eksternal dan persediaan bersifat netral,” tulis Eurostat dalam keterangan resminya, Kamis (6/8/2017).
Eurostat menyebutkan, realisasi PDB kuartal I/2017 tersebut telah memperkuat anggapan bahwa Zona Euro telah mulai menunjukkan pemulihan berarti, meskipun masih digelayuti oleh laju inflasi yang rendah.
Terpisah, dalam proyeksi terbaru Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi Dunia (OECD) menyebutkan, zona euro akan tumbuh 1,8% pada tahun ini atau naik dari capaian 2016 yang menembus 1,6%.
“Pertumbuhan tersebut di antaranya disokong oleh kuatnya laju pertumbuhan ekonomi Jerman,” tulis OECD dalam laporannya, Kamis (6/8/2017)
Sejumlah pengamat menilai, kuatnya laju pertumbuhan ekonomi Zona Euro ini akan membebani Bank Sentral Eropa (ECB). Pasalnya, laju inflasi diperkirakan ECB masih akan jauh dari target 2% tahun ini, kendati pada April lalu sempat menembus 1,9%.
Gubernur ECB Mario Draghi bahkan mengaku belum terlalu yakin dengan laju inflasi terbaru kawasan tersebut. Dia memandang laju inflasi berpeluang kembali melambat pada pertengahan tahun ini di tengah masih lemahnya pertumbuhan upah pekerja Zona Euro.