Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sharp Raih Laba Bersih Pertama Setelah 4 Tahun

Perusahaan Jepang Sharp Corp memperkirakan meraih laba bersih pertamanya setelah 4 tahun.
Sharp/Reuters-Yuya Shino
Sharp/Reuters-Yuya Shino

Kabar24.com, TOKYO - Perusahaan Jepang Sharp Corp memperkirakan meraih laba bersih pertamanya setelah 4 tahun setelah mendapatkan pemotongan biaya di bawah pemilik barunya perusahaan asal Taiwan, Hon Hai Precision Industry Co Ltd (Foxconn), dan mengatakan akan melanjutkan investasinya secara aktif.

Foxconn membantu geliat sang produsen liquid crystal display (LCD) senilai US$3,6 miliar tahun lalu, Sharp sekarang ingin berinvestasi pada porosnya pertumbuhan di masa depan.

Sharp Corp telah bekerja sama dengan Foxconn untuk mengajukan tawaran kepada Toshiba Corp perihal teknologi chip. Sumber sebelumnya mengatakan bahwa pekan lalu perusahaan ini akan menginvestasikan US$1 miliar kepada SoftBank Group Corp.

"Kami telah bergabung dalam tender [dengan Toshiba]. Tapi, kami tidak bisa berkomentar lebih jauh saat di tengah proses [perundingan],"  ujar CEO Sharp Tai Jeng-wu dalam sebuah briefing.

Toshiba adalah pembuat chip NAND terbesar kedua di dunia, yang bergantung pada penjualannya ini demi menutupi miliaran dolar yang telah dikeluarkan karena kebangkrutan tender dengan Amerika mengenai chip nuklir.

Tai menambahkan Sharp ingin membangun pabrik LCD di Amerika jika kondisi terpenuhi dan daya saing terjamin. "Amerika Serikat adalah pasar panel terbesar, tapi tidak ada pabrik di sana," ucap Tai.

Pembuat LCD tersebut memperkirakan laba bersih hingga 59 miliar yen setara dengan US$530 juta tahun ini hingga Maret, hal ini membalikkan kerugiannya senilai 24,9 miliar yen setahun sebelumnya.

Sharp merilis rencana bisnis paruh waktu pertama sejak akuisisi Foxconn, yang menargetkan laba usaha sebesar 150 miliar yen sampai pada akhir 2020. Nilai tersebut akan dibandingkan dengan 62,5 miliar yen yang telah tercapai pada Maret.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper