Kabar24.com, BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperingatkan kepada para menterinya untuk tidak membuat kecewa para investor dan calon investor, seiring prospek ekonomi Indonesia yang kian cerah usai mendapatkan predikat layak investasi dari Standard & Poor's (S&P).
Dalam rapat terbatas tentang tindak lanjut Belt and Road Forum di Istana Bogor, Senin (22/5/2017), Presiden menyatakan peluang kerja sama dengan negara lain terbuka sangat lebar.
Hal ini, lanjut Kepala Negara, tidak boleh disiak-siakan. "Apalagi setelah minggu yang lalu, hari Jumat S&P telah memberikan kepada kita investment grade, sehingga ini menambah kepercayaan kepada kita terutama untuk investasi-investasi yang berasal dari luar," ujar Jokowi.
Dia memaparkan, momentum seperti ini tidak mungkin datang dua atau tiga kali, sehingga Presiden meminta jajarannya untuk siap dan cepat dalam melayani investasi. Jokowi menuturkan, pelayanan tersebut juga harus diikuti secara detil dan terintegrasi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menekankan, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk menarik investasi. Pertama, pelayanan perizinan yang berkaitan dengan kepastian hukum.
Presiden menyebutkan, pembenahan harus tetap dilakukan sekalipun saat ini proses pelayanan perizinan sudah berada di jalur yang tepat.
Kedua, adalah masalah kecepatan.
Baca Juga
"Pekerjaan ini memang memerlukan kecepatan penanganan dari kita semuanya," ujarnya.
Berikutnya, adalah perhatian serius terhadap detil. Jokowi menyatakan dirinya menerima laporan kalau banyak investor yang kecewa karena tidak ada penanganan lebih lanjut ketika Indonesia meneken nota kesepahaman dengan negara-negara lain.
"Mereka kecewa kemudian juga masalah keputusan di bidang-bidang perijinan yang sebetulnya juga hal-hal yang tidak fundamental tetapi karena tidak kita monitor, tidak kita ikuti secara detil sehingga itu juga lolos dari pengawasan dan menyebabkan kekecewaan dari investor," paparnya.
Kepala Negara kembali menegaskan, pemerintah harus melakukan penanganan secara detil terhadap investasi yang sudah berjalan maupun calon investor.
"Jangan sampai yang justru sudah masuk tinggal pelaksanaan, menjadi tidak percaya lagi gara-gara penanganan akhir kita yang tidak baik."