Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komisi Eropa Merevisi Naik Proyeksi PDB Zona Euro

Komisi Eropa memprediksi pertumbuhan ekonomi di zona euro akan tumbuh lebih kuat pada tahun ini, seiring meredanya kekhawatiran pada terjadinya gejolak politik di Prancis dan Belanda.

Bisnis.com, WASHINGTON— Komisi Eropa memprediksi pertumbuhan ekonomi di zona euro akan tumbuh lebih kuat pada tahun ini, seiring meredanya kekhawatiran pada terjadinya gejolak politik di Prancis dan Belanda.

Komisi Eropa memroyeksikan, perekonomian di kawasan yang dihuni oleh 19 negara itu akan tumbuh 1,7% pada tahun ini, atau naik dari prediksi sebelumnya pada Februari dengan 1,6%. Adapun pada 2018 produk domestik bruto (PDB) kawasan itu akan kembali tumbuh 1,8%.

"Ketidakpastian politik jelas telah berkurang, terutama sejak pemilu di Belanda dan Prancis tidak dimenangkan oleh calon yang mengusung isu yang cenderung populis,” kata Komisioner Ekonomi Eropa Pierre Moscovici, yang dikutip dari laman resminya, Kamis (11/5/2017).

Seperti diketahui, pada pemilu Prancis lalu Emmanuel Macron yang berhaluan politik tengah dan pro-Uni Eropa berhasil terpilih sebagai Presiden Prancis. Macron berhasil mengalahkan Marine Le pen yang mengusung isu-isu populsi dan berasal dari partai sayap kanan Prancis.

Sementara itu, di Belanda, kandidat Perdana Menteri pengusung isu populis yakni Geert Wilder, kalah oleh petahana Mark Rutte dalam proses pemilu Maret lalu.

Namun demikian, Komisi Eropa masih memantau perkembangan terbaru dari proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit). Pasalnya, proses tersebut berpotensi mendatangkan gejolak baru di pasar keuangan global dan akan mendatangkan risiko negatif bagi perekonomian zona euro.

Pada saat yang sama, inflasi diproyeksikan akan tumbuh lebih lambat dari perkiraan pada tahun ini dan tahun depan. Pada tahun ini laju inflasi diperkirakan hanya akan mencapai 1,6% dan akan melambat menjadi 1,3% pada tahun depan. Seperti diketahui, Bank Sentral Eropa (ECB), telah menargetkan pertumbuhan inflasi sebesar 2% pada tahun ini dan tahun depan.

Selain itu, lembaga tersebut memprediksi ancaman lain juga masih akan muncul akibat kebijakan proteksi perdagangan yang dilakukan Amerika Serikat (AS).

“Risiko eksternal dari kebijakan ekonomi AS, terutama pada kebijakan proteksi perdagangan akan memberikan tekanan bagi perekonomian kami. Selain itu sentimen dari luar juga berpotensi muncul akibat konflik geopolitik di beberapa belahan dunia,” lanjut Moscovici.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper