Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kapal Ro-ro Davao-Bitung Stimulus Ekspor ke Filipina

Pembukaan rute laut Davao-General Santos (Filipina)-Bitung (Sulawesi Utara) dinilai menjadi bakal menjadi perangsang bagi peningkatan ekspor Indonesia ke Filipina, terutama ekspor dari kawasan timur Indonesia.
Kapal Super Shuttle Roro 12 berlayar dalam peluncuran pelayaran perdana rute laut roll-on roll-off (ro-ro) Davao-General Santos (Filipina)-Bitung (Sulawesi Utara) di Pelabuhan Kudos Davao, Filipina, Minggu (30/4/2017). Perjalanan laut rute Bitung-Davao hanya memerlukan 1-2 hari, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kerja sama perdagangan Indonesia dan Filipina./Antara-Rosa Panggabean
Kapal Super Shuttle Roro 12 berlayar dalam peluncuran pelayaran perdana rute laut roll-on roll-off (ro-ro) Davao-General Santos (Filipina)-Bitung (Sulawesi Utara) di Pelabuhan Kudos Davao, Filipina, Minggu (30/4/2017). Perjalanan laut rute Bitung-Davao hanya memerlukan 1-2 hari, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kerja sama perdagangan Indonesia dan Filipina./Antara-Rosa Panggabean

Kabar24.com, MANADO - Pembukaan rute laut Davao-General Santos (Filipina)-Bitung (Sulawesi Utara) dinilai menjadi bakal menjadi perangsang bagi peningkatan ekspor Indonesia ke Filipina, terutama ekspor dari kawasan timur Indonesia.

Hidayat Zakaria, Koordinator Fungsi Ekonomi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Manila, mengatakan pertumbuhan ekonomi Filipina yang lebih tinggi dari Indonesia bisa menjadi peluang bagi eksportir Indonesia. Terlebih, tingkat konsumsi masyarat Fiilipina, menurut Hidayat, cukup tinggi.

"Restoran dan kedai kopi seperti Starbucks itu banyak di pinggir jalan. Kita juga cukup banyak ekspor kendaraan, batu bara, juga makanan dan minuman," ungkapnya dalam satu seminar di Manado, Sulut, pada Kamis (4/5/2017).

Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Filipina pada 2016 mencapai 6,8%, lebih tinggi dari Indonesia yang sebesar 5,02%. Pertumbuhan ekonomi yang pesat itu, dalam pandangan Hidayat, salah satunya didorong oleh pengiriman uang dari tenaga kerja yang bekerja di luar negeri sebesar US$26 miliar.

Beberapa komoditas yang berpotensi diekspor ke Filipina dalam catatan KBRI Manila antara lain singkong dan minyak esensial. Singkong bisa menjadi bahan baku bagi industri tepung terigu Filipina.

Selain itu, furnitur, kopi instan, dan bumbu penyedap juga menjadi barang dagangan yang bisa laku di negara kepulauan itu. Bahkan, secara khusus di Mindanao yang sebagian besar berpenduduk Muslim, ekspor busana muslim dan peralatan ibadah juga berpeluang menjadi lahan untung eksportir Indonesia.

Untuk diketahui, sejak 30 April 2017 kapal Super Shuttle RoRo12 milik maskapai Asian Marine Transport Corporation telah memulai pelayaran perdana dari Davao-General Santos-Bitung.

Biaya angkut untuk satu kontainer bakal dipatok sekitar US$500 atau hanya seperempat dari yang dikeluarkan bila menggunakan rute memutar lewat Jakarta-Singapura-Manila.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper