Bisnis.com, TOKYO—Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) Haruhiko Kuroda menyambut baik upaya perluasan jangkauan pembiayaan yang sedang dilakukan oleh Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), guna mendukung percepatan pembangunan infrastruktur Asia.
Kuroda mengaku, Jepang tak melihat AIIB sebagai ancaman atau pesaing meskipun negaranya mempunyai lembaga pembiayaan multinasional yang serupa dengan AIIB, yakni Asian Development Bank (ADB).
Sebaliknya, dia justru melihat AIIB akan melengkapi upaya ADB untuk mendukung pembangunan di negara-negara lain di Asia. Seperti diketahui, AIIB merupakan lembaga pembiayaan multinasional yang diprakrsai oleh China.
“Kebutuhan pembayaan infrastruktur Asia tumbuh sangat cepat dan terus membesar. Tidak mungkin ADB atau Bank Dunia (World Bank) dapat memenuhi seluruh kebutuhan itu,” katanya dalam seminar yang diadakan ADB, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (2/5/2017).
Dia menambahkan, persaingan yang sehat pada inisiatif pengembangan pembiayaan dari China, India dan Jepang justru berdampak positif bagi pembangunan infrastruktur dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan inklusifitas sosial di Asia.
Ucapan Kuroda ini seolah menegaskan bahwa Jepang mendukung sepenuhnya kehadiran AIIB di ASIa. Pasalnya, selama ini beberapa pihak melihat kehadiran AIIB merupakan ancaman bagi jepang karena semakin memperkuat pengaruh China di Asia.
AIIB telah dipandang sebagai saingan Bank Dunia yang didominasi Barat dan ADB, yang dipimpin bersama oleh Amerika Serikat dan Jepang. Amerika Serikat pada awalnya menentang penciptaan AIIB. Namun seiring berjalannya waktu banyak sekutu A.S., termasuk Kanada, Inggris, Jerman, Australia dan Korea Selatan telah bergabung dalam AIIB.
Jepang bersama AS hingga saat ini memilih untuk tidak bergabung dengan AIIB. Sejumlah kalangan menilai keengganan kedua negara tersebut bergabung dengan AIIB karena khawatir akan bertentangan dengan ADB, institusi yang berbasis di Manila yang didirikan oleh Jepang dan Amerika Serikat.