Kabar24.com, JAKARTA - Sebanyak 33 petempur ISIS tewas setelah pesawat Angkatan Udara Afghanistan menyerang posisi mereka di Kabupaten Koot di Provinsi Nangarhar di Afghanistan Timur dalam 24 jam belakangan, kata Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Senin (27/3/2017).
Beberapa pekan lalu, Angkatan Udara Afghanistan menerima empat pesawat tempur turboprop serba guna A-29/EMB-314 Super Tucano, dari pemerintah Amerika Serikat. Pesawat tempur buatan Embraer, Brazil, sekelas PC-21 Pilatus (Swiss) itu juga sangat ideal dioperasikan untuk menumpas perlawanan gerilyawan di darat.
Selain itu, tiga anggota Taliban juga tewas setelah Pasukan Keamanan dan Pertahanan Nasional Afghanistan (ANDSF) melancarkan operasi gabungan di Desa Gadi, Provinsi Nangarhar, selama masa yang sama, kata Kementerian tersebut di dalam satu pernyataan.
Provinsi pegunungan itu, dengan Jalalabat sebagai ibukotanya dan terletak 120 kilometer di sebelah timur Kabul, telah menjadi ajang bentrokan sengit antara pasukan keamanan dan petempur ISIS sejak kemunculan ISIS di sana pada awal 2015.
Dua fasilitator senjata anggota Taliban juga ditangkap pasukan keamanan di Kota Mehtarlam, Ibu Kota Provinsi Laghman --yang bertetangga, kata pemerintah Provinsi dalam satu pernyataan pada Senin pagi.
Orang yang ditangkap tersebut telah terlibat dalam serangkaian serangan di Mehtarlam dan daerah sekitarnya, kata pernyataan itu. Bahkan, bahan peledak juga ditemukan di tempat mereka.
Pasukan Keamanan Afghanistan telah meningkatkan operasi keamanan termasuk gerilyawan belum lama ini, saat musim semi dan musim panas --yang dikenal sebagai musim perang-- makin dekat di negara Asia Tengah tersebut.
Pada hari yang sama, Wolesi Jirga, atau Majelis Rendah di Parlemen Afghanistan, pada Senin memanggil pejabat senior keamanan termasuk Menteri Pertahanan Abdullah Habibi, Menteri Dalam Negeri Taj Mohammad Jahid dan Kepala Direktorat Keamanan Nasional (NDS), atau Dinas Rahasia, Mohammad Masoom Stanikzai.
Pertanyaan kepada para pejabat senior keamanan itu oleh anggota Dewan Legislatif disampaikan sehubungan dengan memburuknya situasi keamanan di beberapa bagian negeri tersebut.
Mereka juga ditanyakan mengenai peningkatan peristiwa keamanan dan di atas semuanya, penyusupan gerilyawan bersenjata ke dalam rumah sakit militer utama di Kabul pada 8 Maret, sehingga menewaskan 50 orang dan melukai banyak orang lagi.
Serangan mematikan terhadap rumah sakit militer itu di Ibu Kota Afghanistan, Kabul, yang telah diakui ISIS, telah mengundang pengutukan dari banyak pihak di dalam dan luar negeri. Peristiwa itu juga telah mencuatkan pertanyaan mengenai kemampuan organ keamanan dalam menanggulangi perlawanan yang meningkat di Afghanistan.