Kabar24.com, LIMA - Sejumlah wanita di Lima, Peru menyuarakan kepada pemerintah untuk melegalkan konsumsi marijuana untuk pengobatan, khususnya bagi pasien kanker.
Ana Alvarez, karyawan wanita dengan dua anak di Lima tidak pernah membayangkan dirinya berdiri di garis paling depan untuk memperjuangkan marijuana di negara konservatif seperti Peru.
Gerakan tersebut berusaha untuk menekan Presiden Pedro Pablo Kuczyski untuk melegalisasi marijuana setelah bertahun-tahun melarang penggunaan narkoba di Latin Amerika.
Alvarez mengatakan, minyak ganja adalah satu-satunya obat yang dapat membantu mengontrol gejala epilepsi dan skizofrenia anaknya. Dia beserta wanita lainnya membentuk kelompok Searching for Hope untuk mencari payung hukum untuk memprduksi obat-obatan tersebut.
"Kami telah menuliskan surat kepada menteri kesehatan dan kami mendapat dua respon negatif," ujarnya, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (4/3/2017).
Data Ipsos menunjukkan, bahwa sekitar 65% warga Peru menyetujui untuk melegalkan pemakaian marijuana untuk pengobatan, sementara 13% lainnya setuju melegalkannya ntuk alasan kesenangan.
Jika Peru menyetujui untuk melegalisasi marijuana, maka berarti Peru mengikuti jejak Chili dan Kolombia. Anggota Senat di Meksiko bahkan telah menyetujui untuk perizinan penggunaan marijuana untuk kepentingan kesehatan, sementara Uruguay telah sepenuhnya melegalkan penggunaan ganja untuk pembuatan rokok.
Salah satu anggota Searching for Hope, Roxana Tasayco mengatakan minyak ganja telah membuat nafsu makan dan rasa mual ibunya yang menderita kanker, hilang.
"Ganja tidak akan menyembuhkan ibu saya, tetapi memberikan kehidupan yang lebih berkualitas di hari-hari terakhirnya. Namun, kalau saya boleh melanggar hukum untuknya, aya ingin melakukannya."