Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MANIPULASI YUAN: China Bantah Tuduhan Trump

China tidak berniat menggunakan devaluasi mata uang untuk mengambil keuntungan dalam transaksi perdagangan.
Donald Trump/Reuters
Donald Trump/Reuters

Bisnis.com, BEIJING -- China tidak berniat menggunakan devaluasi mata uang untuk mengambil keuntungan dalam transaksi perdagangan.

Pernyataan itu menangkis ucapan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menggambarkan bahwa negaranya adalah "Grand Champions" raksasa Asia dalam hal memanipulasi mata uang.

Trump mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada  Kamis (24/2/2017) bahwa ia tidak "menghentikan" penilaian bahwa China memanipulasi mata uang yuan, hanya beberapa jam setelah Menteri Keuangan AS yang baru berjanji menggunakan pendekatan yang lebih metodis untuk menganalisis praktik devisa Beijing. 

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan dia berharap Amerika Serikat bisa "secara lengkap dan benar" melihat masalah nilai tukar. 

"China tidak berniat mencari keuntungan perdagangan luar negeri melalui devaluasi yang disengaja renminbi. Tidak ada dasar untuk devaluasi lanjutan renminbi," kata Shuang, dikutip dari Reuters (25/5/2017).

Dia melanjutkan, "Jika Anda harus melampirkan label Grand Champion ke China, saya pikir China memang Grand Champion. Tapi kami adalah Grand Champion pembangunan ekonomi," tambah Shuang.

Namun,  Bank Sentral China tidak merespons saat dimintai komentar.

Trump sering menuduh China menjaga mata uangnya secara artifisial terhadap dolar sehingga membuat ekspor China lebih murah, "mencuri" pekerjaan manufaktur Amerika.

Yuan melemah 6,6 terhadap dolar AS pada 2016, yang menjadi penurunan terbesar tahunan sejak  1994. Hal tersebut ditekan oleh kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan China dan nilai dollar AS yang kembali bangkit, dan telah mendorong arus modal keluar dari banyak negara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper