Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Gatal Tangan, Urusan Bisnis Perusahaan Amerika Mulai "Diobok-Obok"

Presiden Donald Trump nampaknya mulai gatal tangan untuk tidak melibatkan diri dalam aktivitas bisnis sehari-hari sejumlah perusahaan di Amerika hingga ke tahap yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters-Kevin Lamarque
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters-Kevin Lamarque

Kabar24.com, JAKARTA-- Presiden Donald Trump nampaknya mulai gatal tangan untuk tidak melibatkan diri dalam aktivitas bisnis sehari-hari sejumlah perusahaan di Amerika hingga ke tahap yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam perkembangan terkahir diketahui bahwa Trump mempublikasikan kemarahannya di Twitter pada Rabu (8/2/2017) setelah Nordstorm Inc tidak lagi bekerja sama dengan brand milik putrinya, Ivanka Trump dengan alasan penurunan penjualan.

Trump pun mencuit dari akun pribadinya yang kemudian dicuitkan kembali di akun resminya @POTUS.

"Putri saya Ivanka telah diperlakukan secara tidak adil oleh @Nordsrom. Dia adalah orang yang luar biasa-selalu mendorong saya untuk melakukan hal yang benar! Buruk sekali!" cuit akun @POTUS.

Cuitan itu awalnya membuat penjualan Nordstrom sedikit menurun, tetapi kemudian berbalik menguat dan berakhir dengan peningkatan sebesar 4% yang menjadi perolehan harian terbesar dalam dua bulan terakhir.

Dua jam setelah menyerang pusat perbelanjaan itu, Trump bertemu CEO Intel Corp. Brian Matthew Krzanich di kantor resminya yang disebut Oval Office. Dalam pertemuan itu disebutkan bahwa produsen Intel Corp akan berinvestasi sebesar US$7 miliar di sebuah pabrik di Chandler, Arizona yang akan menghasilkan 3.000 lapangan pekerjaan. Trump pun kembali curhat di Twitter, disertai tagar #AmericaFiirst.

Tak sampai tiga minggu masa pemerintahannya, tindak tanduk Trump sama dengan yang dia lakukan dalam berhadapan dengan sejumlah perusahaan : Lakukan apa yang Trump mau atau terima teguran presiden.

Bloomberg menyebutkan pada Kamis (9/2/2017) bahwa intervensi yang dilakukan Trump pada perusahaan demi perusahaan memaksa para CEO dan dewan perusahaan menghadapi pilihan yang belum pernah mereka buat sebelumnya: yakni apakah mendukungnya atau menolaknya? Hal ini mempengaruhi keputusan yang mereka buat dan menimbulkan konflik dengan kepentingan pemilik saham.

"Beberapa perusahaan harus menahan gebrakan mereka, menunda pengumuman atau keputusan tertentu karena berada dalam masa ketidakpastian. Di sisi lain, ada pula perusahaan yang mengambil keuntungan dari keadaan ini," sebut Moohan Tatikonda, seorang profesor di Indiana University.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper