Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Ditjen Pendidikan Islam akan mengirimkan guru pendidikan agama islam ke wilayah perbatasan negara dan kawasan tertinggal. Sebanyak 40 guru disiapkan yang terdiri dari para pendidik yang berlatar belakang Resimen Mahasiswa (Menwa) dan Gerakan Pramuka saat menempuh studi S1.
"Para guru yang berlatar belakang Menwa dan Pramuka dipandang mempunyai bekal wawasan kebangsaan yang cukup untuk mengajar, di samping tentu saja kompetensi keguruan dan ilmu pendidikan," Ujar Direktur PAI, Imam SafeI dalam keterangan resmi, Selasa (31/1/2017).
Dia menuturkan Direktorat PAI juga akan mulai memberdayakan program PAI di Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) di mana saat ini terdapat 14 SILN. "Kami akan melakukan pembinaan terhadap guru-guru Agama Islam di SILN dan di tingkatkan kompetensinya baik secara isi kurikulum PAI maupun metodologinya," ujarnya.
Imam beralasan program ini cukup mendasar karena amanat UU Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap siswa mendapatkan pendidikan agama sesuai agama yang dianutnya dan diajar oleh pendidik yang seagama.Selain itu, mereka yang belajar di SILN juga generasi bangsa yang harus diajarkan wawasan keagamaan dan kebangsaan yang baik pula.
Sebagaimana tahun sebelumnya, Direktorat PAI Kemenag juga akan kembali menyelenggarakan Program Bulan Bakti PAI. Kegiatan yang dilaksanakan bergilir di daerah dari sekolah ke sekolah ini dirancang untuk mendiseminasikan beragam kegiatan PAI, baik di bidang penguatan akademik keagamaan, religiusitas, maupun dedikasi para guru PAI.
Untuk meningkatkan kompetensi guru, Kemenag akan bekerja sama dengan Finlandia untuk menciptakan Guru Master PAI. Menurut Imam, tahun ini setidaknya ada 10 orang yang akan diberangkatkan ke Finlandia untuk menimba ilmu perguruan tinggi di sana.
"Alumni program ini akan menjadi guru master untuk mendidik dan mengembangkan guru-guru di Tanah Air," tandasnya.