Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEBIJAKAN IMIGRASI TRUMP: Menuai Reaksi Global di Hari Kedua Pemberlakuan

Kebijakan terbaru terkait imigrasi yang dicetuskan oleh Presiden AS Donald Trump, menuai reaksi global di hari kedua pemberlakuannya. Para negara sekutu Amerika mulai dari Inggris hingga Jerman mengutuk kebijakan Trump tersebut, sementara sejumlah perusahaan internasional mengancam akan menutup lapangan kerja dan hubungan perdagangan
Presiden Amerika Serikat Donald Trump ./.Reuters-Jonathan Ernst
Presiden Amerika Serikat Donald Trump ./.Reuters-Jonathan Ernst

Kabar24.com, JAKARTA— Kebijakan terbaru terkait imigrasi yang dicetuskan oleh Presiden AS Donald Trump, menuai reaksi global di hari kedua pemberlakuannya. Para negara sekutu Amerika mulai dari Inggris hingga Jerman mengutuk kebijakan Trump tersebut, sementara sejumlah perusahaan internasional mengancam akan menutup lapangan kerja dan hubungan perdagangan.

Sejauh ini Trump tak menunjukkan tanda-tanda akan mengendurkan peraturan yang baru saja dia keluarkan. Dia malah mengeluarkan pernyataan yang membandingkan kebijakannya ini dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh presiden sebelumnya, Barack Obama. Dia juga meminta para politisi dari partai yang mengusungnya, yakni Partai Republik, untuk tidak ikut campur terkait hal ini.

Kata-kata yang ada dalam cuitannya yang ditujukan kepada para politisi bahkan terkesan lebih kuat.

“Para senator harus fokus mencurahkan energi mereka akan masalah terkait ISIS, imigrasi illegal, dan isu keamanan dalam konteks yang lebih luas ketimbang selalu selalu berusaha memulai Perang Dunia ke III,” cuit Trump di twitternya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (30/1/2017).

Trump berusaha mempertahankan kebijakan yang dia keluarkan dua hari lalu, yang memberlakukan batasan-batasan baru untuk memasuki negeri Paman Sam tersebut bagi para penduduk dari tujuh negara yang berpenduduk mayoritas Muslim. Selain para pengungsi, pemegang Visa bahkan penduduk dengan status permanen pun tak luput dari efek peraturan baru ini.

Namun, Trump juga menyangkal bahwa kebijakan ini bertujuan untuk menghalangi masuknya penduduk atau orang beragama tertentu.

“Ini bukanlah terkait agama- ini terkait teror dan bagaimana cara menjaga agar negara kita tetap aman. Ada lebih dari 40 negara di dunia yang berpenduduk mayoritas Muslim dan mereka tidak termasuk dalam kebijakan ini” kata Trump dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu (29/1/2017).

Seorang teman sekaligus penasihat Trump, Tom Barrack, mengatakan bahwa presiden memiliki dua tujuan dengan pemberlakuan kebijakan ini yakni pertama: untuk mencegah masuknya terduga teroris, dan kedua: untuk menyampaikan pesan ke negara-negara di Timur Tengah bahwa mereka harus bisa mengendalikan keadaan di negara mereka dan berhenti menjadikan para pengungsi sebagai sarana untuk melakukan tawar menawar guna menekan negara-negara barat.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper