Kabar24.com, SHANGHAI - Ketegangan di Laut China Selatan nampaknya akan menurun dengan tercapainya kesepakatan antara negara terkait.
China dan Vietnam pada Sabtu berjanji mengelola perbedaan mereka dan menjaga perdamaian di Laut Cina Selatan, dalam pernyataan bersama, yang dikeluarkan saat ketua Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong berkunjung ke China.
Setelah pembicaraan terus-terang, kedua negara itu sepakat mengelola dengan baik perbedaan kelautan mereka, menghindari tindakan mempersulit keadaan dan meningkatkan ketegangan, serta menjaga perdamaian dan ketenangan di Laut Cina Selatan, kata pernyataan tersebut, yang diterbitkan secara penuh oleh kantor berita negara China Xinhua, seperti dikutip Antara, Minggu (15/1/2017).
China mengklaim hampir semua Laut China Selatan, tempat perdagangan lewat laut senilai sekitar lima triliun dolar berlalu setiap tahun. Brunei, Malaysia, Filipina dan Taiwan, selain Vietnam, juga mengklaim laut itu, yang diyakini kaya cadangan minyak dan gas.
Dalam pernyataan terbuka, pemimpin China dan Vietnam secara tetap membicarakan kepentingan bersama mereka sebagai teman dan tetangga tradisional, tapi klaim tumpang tindih kedaulatan di Laut Cina Selatan menjadi sumber utama ketegangan beberapa tahun terakhir belakangan.
Dalam pernyataan bersama pada Sabtu itu, kedua pihak sepakat terus melaksanakan secara penuh dan efektif Pernyataan Perilaku Para Pihak di Laut Cina Selatan (DOC) dan mengusahakan kesimpulan awal Code of Conduct (COC) atas dasar konsensus dalam rangka DOC.
Pada September, Presiden China Xi Jinping mengatakan kepada tamunya, perdana menteri Vietnam, tentang kepentingan bersama mereka jauh melebihi perbedaan mereka dan menyerukan perselisihan mereka di Laut Cina Selatan diselesaikan melalui perundingan.
Vietnam berada di tengah pembangunan militer secara diam-diam, yang pengulas katakan dirancang sebagai pencegah, untuk mengamankan Wilayah Ekonomi Khusus 200 mil lautnya, saat China kian tegas dalam mendukung klaimnya di Laut China Selatan.