Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenang Sosok Gusdur Dalam Bertoleransi

Mengenang Gus Dur adalah merawat kemajemukan dan kemanusiaan, kata Ketua Setara Institute Hendardi.
Gus Dur adalah tokoh dengan suara paling lantang menentang berbagai aksi intoleransi
Gus Dur adalah tokoh dengan suara paling lantang menentang berbagai aksi intoleransi

Kabar24.com, JAKARTA – “Mengenang Gus Dur adalah merawat kemajemukan dan kemanusiaan,” kata Ketua Setara Institute Hendardi.

Gus Dur adalah tokoh dengan suara paling lantang menentang berbagai aksi intoleransi, politisasi identitas, dan ancaman terhadap kemajemukan Indonesia. Dia adalah tokoh kemanusiaan dengan gagasan dan pemikiran melampaui segala sekat yang secara profan seringkali digunakan sebagai alat penundukan dan penindasan.

Tepatnya kemarin, telah tujuh tahun Gus Dur tak lagi bisa menyuarakan dengan lantang gagasannya mengenai Islam yang ramah dan damai. Namun, Hendardi yakin ajaran Gus Dur telah menyebar di banyak kalangan yang secara langsung ataupun tidak langsung bahu membahu merawat kemajukan Indonesia hingga hari ini.

Gagasan dan pikiran Gus Dur juga tersemai dalam memandu cita-cita Setara Institute, di mana beliau menjadi salah satu pendiri organisasi pemerhati hak asasi manusia (HAM) ini. Sebab, tidak ada obat selain toleransi bagi bangsa yang memiliki keberagaman agama dan budaya seperti Indonesia.

Gus Dur memiliki cita-cita bukan hanya untuk memastikan kemajemukan Indonesia terjaga, tetapi juga memastikan tak ada pelanggaran HAM yang merupakan artikulasi otentik sikap beragama. “Jika menyimak situasi mutakhir Indonesia hari ini, maka Gus Dur pasti akan bersuara paling nyaring,” ujarnya.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah juga mengajak masyarakat untuk mengenang Gus Dur. Cara terbaik untuk mengenangnya adalah dengan merefleksikan pemikiran-pemikiran hebat Gus Dur tentang agama dan negara.

Menurut Fahri, reputasi Gus Dur sudah mendunia. Pantas rasanya jika pemikirannya dijadikan referensi menyikapi kemajemukan di Indonesia.

“Kita perlu menggunakan momentum ini untuk mengenang bagaimana agama dan negara bisa sejalan seiring. Ini sumbangan pemikiran terbesar beliau [Gus Dur],” kata Fahri.

Bangsa Indonesia, bahkan dunia memang beberapa waktu ini tengah berada dalam hiruk pikuk isu yang bisa jadi akan membahayakan kerukunan beragama bila terus dibiarkan. Dunia nyata penuh dengan aksi pembunuhan yang sering kali disebut-sebut terjadi karena berlandaskan agama. Sementara di dunia maya banyak orang yang dengan bangga menunjukkan intoleransinya.

Hiruk pikuk ini tampaknya telah membuat kita sekaan lupa bahwa agama bukan hanya mengajarkan mengejar kehidupan surga. Akan tetapi juga mengajarkan kita untuk saling menghormati dan memuliakan manusia lainnya. Setidaknya itu yang telah diajarkan oleh para tokoh agama yang hidup jauh sebelum kita.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper