Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tangerang Selatan Butuh Banyak Hotel

Pelaku industri perhotelan menilai seiring aktifnya pergerakan perekonomian bisnis jasa dan perdagangan di Tangerang Selatan, membuat kawasan ini semakin membutuhkan banyak hotel untuk mengakomodir kebutuhan tersebut.nn
Lokasi wisata di Tangerang Selatan/Istimewa
Lokasi wisata di Tangerang Selatan/Istimewa

Bisnis.com, TANGERANG – Pelaku industri perhotelan menilai seiring aktifnya pergerakan perekonomian bisnis jasa dan perdagangan di Tangerang Selatan, membuat kawasan ini semakin membutuhkan banyak hotel untuk mengakomodir kebutuhan tersebut.

Wakil Ketua I Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tangerang Selatan (Tangsel) Andre Sumanegara mengatakan pendapatan asli daerah atau PAD hotel dan restoran menjadi yang tertinggi kedua di wilayah barat Ibu Kota tersebut.

Tahun ini PHRI mencatat pendapat mencapai Rp198 miliar yang berhasil disumbangkan dari sektor hotel dan restoran saja. Angka itu melebihi dari target Rp160 miliar yang dicanangkan pada awal tahun lalu.

“Tahun depan kami targetkan PAD di atas Rp200 miliar dengan kepastian dibukanya dua hotel baru lagi yakni Amaris bintang dua dan Swiss-Bell hotel bintang empat di sini. Sedangkan dengan dibukanya Starlet Hotel ini, saat ini kami baru memiliki 20 hotel,” katanya usai pembukaan Starlet Hotel di Tangerang, Senin (12/12/2016).

Andre menilai dengan 20 hotel atau sekitar 6.000 kamar yang dimiliki Tangsel, sejauh ini belum sanggup memenuhi kebutuhan masyarakat yang datang untuk berbisnis. Ditambah beroperasinya Indonesia Convention Exhibition di BSD City yang sering mengadakan kegiatan skala nasional hingga internasional, kini semakin mengundang banyak masyarakat untuk menyinggahi Tangsel.

Rerata tingkat hunian atau okupansi hotel di Tangsel pun terus meningkat saat ini pada angka 80%, Andre mengatakan bahkan kebanyakan hotel dipenuhi saat hari kerja. Sedangkan pada akhir pekan hotel banyak yang menawarkan promosi dan potongan harga.

Andre menuturkan dalam jangka pendek PHRI mengharapkan ada lima hingga sepuluh hotel yang dapat dibangun di Tangsel.

“Sekarang hari biasa itu susah cari yang harga Rp400.000 – Rp500.000 per malam, jadi terkadang bagi yang sedikit lama tinggal di Tangsel mencari apartemen dengan sewa mingguan atau bulanan menjadi solusi pilihan,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan Tangsel dengan luasan 147,2 kilometer persegi (km2) tidak memiliki potensi alam yang dapat dijual untuk menarik para wisatawan. Untuk itu predikat sebagai Kota MICE atau Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition akan terus menjadi keunggulan Tangsel.

Airin menambahkan 70% wilayahnya pun telah diperuntukan untuk perumahan dan pemukiman sehingga PAD yang besar hanya ditopang dari kegiatan bisnis perdagangan dan jasa.

“Kami terus membuka investor yang masuk untuk membuka hotel di sini, selama tiga tahun ini kami terapkan perizinan satu pintu yang tentu akan memudahkan para pengusaha,” katanya.

Sementara itu, Presiden Direktur Presiden Direktur Paramount Land Ervan Adi Nugroho menuturkan perusahaan pun terus melihat kebutuhan akan adanya hotel di Tangsel. Dengan dibukanya Starlet Hotel, pihaknya telah melengkapi portofolio kelima hotel milik Paramount di kawasan Gading Serpong.

Starlet merupakan hotel ekonomis yang merangkum 109 unit kamar dengan nilai investasi sekitar Rp23 miliar. Sebelumnya, pihaknya telah mengoperasikan Atria Hotel, Atria Residence, Ara Hotel, dan Fame Hotel yang memenuhi kebutuhan pelancong dengan kualitas bintang 1— bintang 4.

Ervan menambahkan perusahaan menyediakan hotel ekonomis bagi wisatawan generasi mileniall yang berwisata di daerah Banten dsn sekitarnya tetapi ingin mengunjungi Tangsel.

“Kami yakin hotel ekonomis pertama kami mampu diterima masyarakat dan bersaing dengan hotel sejenis di sini, Ke depan bersama operator milik perusahaan Parador Hotel & Resort kami akan merecanakan pembangunan hotel bintang 5 juga,” ujar Ervan.

Ervan menilai target pemerintah melalui Kementerian Pariwisata yang akan mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara hingga 2019 harus dibarengi dengan penyediaan hotel yang mencukupi. Meski sejumlah daerah wisatawan mulai jenuh dengan lebihnya pasokan hotel, tetapi menurut Ervan Tangsel masih menjadi daerah berpotensi tinggi untuk pengembangan hotel pada masa yang akan datang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper