Bisnis.com, SAMARINDA - Bank Indonesia memperkirakan inflasi Kaltim pada kuartal IV/2016 masih mengalami penurunan, lebih rendah dibandingkan kuartal III/2016.
Deputi Kepala Kantor Pewakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Provinsi Kaltim Bidang Ekonomi dan Moneter Harry Aginta mengatakan inflasi tahun kalender Kaltim sampai dengan Oktober 2016 tercatat 2,12% (y-t-d), lebih rendah dibandingkan inflasi tahun kalender periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,10% (y-t-d).
"Penurunan inflasi Kaltim diperkirakan bersumber dari normalisasi harga bahan makanan, tercukupinya stok bahan makanan pasca musim panen di
beberapa sentra produksi dan terbatasnya daya beli masyarakat terhadap barang-barang konsumsi ditengah kondisi perekonomian yang masih lemah," ujarnya, Senin (5/12/2016).
Pihaknya menuturkan sejumlah risiko yang diperkirakan akan memberi tekanan terhadap inflasi kuartal IV/2016 antara lain, peningkatan harga minyak dunia, penyesuaian harga rokok oleh pelaku usaha pasca ditetapkannya kenaikan cukai rokok oleh pemerintah dan rencana penghapusan subsidi listrik secara berkala.
Berdasarkan hasil asesmen diatas, inflasi tahun 2016 diperkirakan berada pada rentang 3,20% hingga 3,60% (y-o-y) atau tetap berada dalam rentang target nasional.
"Capaian ini lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya yang disebabkan oleh meredanya tekanan inflasi kelompok volatile foods," kata Harry.