Kabar24.com, JAKARTA - Guna memperingati Hari Toleransi Sedunia yang jatuh pada setiap 16 November, International Film Festival for Spirituality, Religion and Visionary dan World Tolerance Award merayakannya dengan menyelenggarkan festival.
Namun, dua festival berskala internasional yang berfokus mencari film-film bertema toleransi dan sudah berlangsung selama empat tahun akan dirayakan dengan keprihatinan.
Damien Dematra, selaku pendiri sekaligus direktur dari kedua festival tersebut mengatakan, dunia sedang dalam ancaman memasuki masa kelam peradaban.
Menurutnya, perayaan ini terasa sangat relevan sekaligus memprihatinkan mengingat kondisi global yang tidak kondusif untuk toleransi.
"Dengan perayaan ini diharapkan para pemimpin dunia semakin menyadari pentingnya toleransi. Karena tanpa toleransi dunia ini akan hancur,” ujarnya, seperti siaran pers yang diterima, Selasa (15/11/2016).
Dia melihat, fakta bahwa umat Islam dan kaum minoritas di Amerika Serikat banyak yang dilanda ketakutan dan kekhawatiran.
Hal itu karena sikap politik Presiden Terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, yang melarang umat muslim masuk Amerika dan berjanji akan menutup masjid-masjid di AS.
Menurutnya, itu menjadi sinyal bahwa toleransi di antara umat beragama mengalami kemunduran yang sangat drastis pada tahun ini.
Duta Toleransi, Natasha Dematra mengatakan, berbagai peristiwa yang terjadi beberapa bulan terakhir ini menunjukkan bahwa di era modern seperti ini, masih banyak orang dengan pikiran sempit lupa akan nilai toleransi.
"Saya harap dengan adanya perayaan ini dapat mengingatkan kembali tentang pentingnya toleransi yang sebenarnya," ujarnya.