Kabar24.com, NEW YORK - Kandidat Presiden AS dari kubu Partai Republik terus memimpin raihan dukungan suara pada pilpres Negeri Paman Sam, hari ini, Selasa (8/11/2016) waktu setempat.
Donald Trump, seperti dilaporkan Reuters, Rabu (9/11/2016) pukul10.27 WIB, masih memimpin raihan suara. Trump mengungguli Hillary Clinton dengan selisih 45 suara.pada pukul 10:25 malam waktu setempat atau pukul 03.25 GMT.
Clinton mengumpulkan 122 suara sedangkan Trump memimpin dengan 167 suara.
Secara keseluruhan, total suara dari seluruh 50 negara bagian dan 1 Distrik Columbia jumlah suara mencapau 538 electoral college votes.
Dengan raihan angka tersebut, Trump membutuhkan lebih sedikit angka tambahan untuk meraih 270 suara agar terpilih sebagai Presiden AS.
Sejauh ini, 30 negara bagian telah melakukan penghitungan suara. Hillary menang di 12 negara bagian, lebih kecil dari kemenangan Trump di 18 negara bagian.
Trump setidaknya juga akan meraih 3 Electoral Votes di Nebraska. Di Nebraska dan Maine, kandidat dengan suara terbanyak akan mendapat dua Electoral College votes, plus satu elecoral vote untuk pemenang di setiap Congressional District.
Maine memiliki dua distrik sedangkan Nebraska memiliki 3 distrik.
Sebelumnya, diperkirakan Trump akan meraih 133 suara di daerah yang diprediksi sebagai wilayah "kekuasaannya", sedangkan Hillary Clinton yang diprediksi akan menguasa 104 suara harus berjuang untuk memenangkan suara tambahan di sejumlah daerah yang dianggap sebagai wilayah perebutan kedua kandidat.
Adapun wilayah yang menjadi perebutan Trump dan Hillary adalah California 55 suara, Colorado 9, Florida 29, Georgia 16, Hawaii 4, Idaho4, Iowa 6, Main 4, Michigan 16, Minnesota 10.
Wilayah lainnya adalah Missouri 10, Montana 3, Nebraska 5, Nevada 6, New Hampshire 4, New Mexico 5, New York 15, Ohio 18, Oregon 7, Pennsylyvania 20, Utah 6, Virginia 13, Washington 12, dan Wisconsin 10.
Jika Trump tampil sebagai pemenang, maka tokoh kontroversial itu telah menjungkirkan sejumlah asumsi dan harapan selama ini.
Di antaranya anggapan bahwa Donald Trump dinilai sudah sangat terlambat untuk membalikkan keadaan dan memenangkan pertarungan menuju Gedung Putih.
“Kalau pun menggunakan bola raksasa besar untuk merobohkan Gedung Putih, peluang untuk Trump sudah sangat tertutup,” ujar Steve Schmidt, mantan penasihat strategis President George W. Bush pada pilpres AS tahun 2004 dan arsitek tim Arnold Schwarzenegger pada pemilihan ulang gubernur California, tahun 2006 saat berkunjung ke Indonesia.
Selengkapnya silakan baca PILPRES AS: Peluang Donald Trump Sudah Tertutup?