Kabar24.com, JAKARTA - Dari balik tirai jendela kamarnya, pria 29 tahun bernama Riyad Ahmed menyaksikan ekstremis-ekstremis ISIS menyeret penduduk biasa untuk masuk penjara darurat di seberang jalan. Lalu malam harinya orang-orang malang itu dieksekusi.
Bekas guru bahasa Inggris dari kota Hammam al-Alil di sebelah selatan benteng ISIS di Mosul, tidak bisa melupakan jerit kesakitan korban-korban yang disiksa ISIS. Ahmed sendiri bersembunyi bersama puluhan tetangganya di balik salah satu penjara ISIS.
"Bahkan iblis saja akan terkejut mengetahui metode penyiksaan Daesh (ISIS). Tak terperikan," kata Ahmed.
SIMAK: Donald Trump Hampir Pasti Presiden Amerika Serikat
Pasukan Irak dukungan AS melancarkan ofensif merebut kembali kota terbesar kedua di Irak, Mosul, sejak bulan lalu.
Semakin jauh gerak maju pasukan Irak, semakin terungkap kebrutalan ISIS yang daerah kekuasaannya semakin menyempit dari hari ke hari. Kebrutalan mereka terungkap dari kesaksian penduduk kota Hammam al-Alil.
Berdiri di jalan antara rumah dia dan bekas penjara ISIS itu, Senin (7/11/2016), Ahmed berkata kepada Reuters, bahwa tidak ada sejengkal pun wilayah Hammam al-Alil yang tidak mengalami kebrutalan ISIS.
Di jalan di mana rumahnya berada sendiri, enam orang yang dikenal baik oleh Ahmed telah dieksekusi ISIS, termasuk ayahnya dan tiga orang dari satu keluarga yang menjadi tetangganya.
BACA JUGA: