Kabar24.com, JAKARTA - Setelah mengakhiri tugasnya, mantan Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso mempuyai harapan kepada pimpinan lembaga yang baru .
Menurutnya, pimpinan PPATK Harus mengerti ekonomi secara makro dan juga industri jasa keuangan. Hal itu perlu dilakukan, karena 80% ekonomi negara berada di sektor jasa keuangan atau perbankan.
"Nominalnya, tidak kurang Rp7.000 triliun berada di perbankan. Jika dibandingkan dengan APBN tentu sangat jauh, karena hanya Rp2.000 triliun," ujar Agus seperti dikutip dari keterangan resmi PPATK, Rabu (26/10/2016).
Agus menambahkan, pimpinan yang baru juga bisa menggunakan program yang telah mereka terapkan sebelumya. Misalnya menggunakan Sistem Informasi Pengguna Jasa Terpadu (Simpesat). Penerapan sistem tersebut membuat mereka ditakuti.
Pasalnya sistem tersebut bisa difungsikan secara efektif untuk memberantas pungutan liar dan orang-orang dengan reputasi kotor bisa ditindak sampai ke level eselon dua.
"Ini fungsi sangat powerful, orang yang memiliki reputasi kotor pernah termuat dalam Laporan Hasil Analisis (LHA), tidak akan berkembang karirnya," jelasnya.
Dengan kemampuan sistem tersebut, maka tak heran jika Agus berharap supaya PPATK makin maju.Paling tidak, menjadi pemenang di dunia. Karena, khusus di Asean, Indonesia boleh dikatakan sudah menjadi leader.
Namun demikian, yang paling penting selain fungsinya itu, PPATK harus mampu meningkatkan supaya bisa menganalisis dan menjelaskan suatu tren tertentu yang dikaitkan dengan data, misalnya policy research.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo hari ini melantik pimpinan PPATK yang baru. Ketua PPATK yang sebelumnya dijabat M. Yusuf diganti Kiagus Ahamad Badaruddin sedangkan Wakil Ketua dari Agus Santoso kini dijabat oleh Dian Edina Rae.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
