Bisnis.com, DENPASAR--Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali terus berupaya untuk mengurangi peredaran uang lusuh di Provinsi Bali.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Causa Iman Karana, mengatakan pihaknya ingin Bali menjadi etalase dunia dengan peredaran uang rupiah baru dan dalam kondisi yang baik.
“Kami pun melakukan operasi berburu uang lusuh bersama tim pemburu uang lusuh yang rencananya rutin kami lakukan sehingga tidak akan ada lagi uang lusuh di Bali. Kami juga mengimbau masyarakat agar tidak mencorat-coret, membuat lecek, maupun melipat-lipat uang yang dapat merusak uang rupiah,” terangnya di Denpasar, Senin (24/10/2016).
Pihaknya pun langsung terjun ke lapangan, terutama di daerah wisata di Bali seperti Ubud, Kuta, Sanur, dan lain sebagainya sekaligus datang kepada warga langsung dan pasar tradisional guna berburu uang lusuh serta menukarkannya dengan yang baru
“Kami juga bekerjasama dengan perbankan dalam menerima penukaran uang lusuh dari masyarakat dan menggantinya dengan uang baru atau uang yang layak edar,” ujarnya. Dia menambahkan, sebelumnya pada Sabtu, 22 Oktober 2016 lalu tim pemburu uang lusuh terjun langsung ke daerah Pedungan dan Serangan Denpasar untuk berburu uang lusuh di masyarakat dan menukarkannya dengan uang layak edar.
“Pecahan uang lusuh yang banyak ditukarkan oleh masyarakat adalah pecahan kecil senilai Rp2.000, Rp5.000, dan Rp10.000. Berdasarkan uang setoran dari sejumlah perbankan di Bali dan hasil sortiran petugas Bank Indonesia, total uang lusuh yang didapatkan mencapai Rp2 triliun. Selain menekan uang lusuh, kami juga mendorong untuk bertransaksi non tunai agar lebih praktis dan aman,” jelasnya.