Bisnis.com, TANGERANG— Pemerintah Provinsi Banten terus berupaya menarik investor untuk mempercepat sejumlah pembangunan infrastruktur prioritas di Provinsi Banten.
Baru-baru ini, BGD dan Australia-Indonesia Business Council (AIBIC) sudah meneken kerja sama pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) 3 x 450 Mega Watt dengan nilai investasi mencapai US$1,3 miliar pada tahun ini. PLTG ini akan dibangun di di kawasan industri terpadu, Kabupaten Tangerang.
“Dari beberapa pembicaraan yang ada, ada satu investor lagi yang berminat untuk membangun pembangkit listrik di kawasan yang sama. Saya belum bisa menjelaskan siapa investornya, yang pasti mereka akan langsung merealisasikan investasi ketika feasibility study [FS] kawasan ini sudah rampung,” kata Direktur Utama PT Banten Global Development BGD Sudibyo di Jakarta, Kamis (13/10/2016).
Lebih lanjut, BGD dan AIBIC sudah menunjuk Price Waterhouse Coopers (PWC) konsultan untuk melakukan studi kelayakan, baik legal, dan teknis. Nantinya, kawasan terintegrasi dengan luasan mencapai 700 hektar diproyeksikan multifungsi antara lain industri dan perumahan.
Proyek-proyek infrastruktur lainnya yang tengah menanti yakni Pelabuhan Kohod, jalan tol Serang-Panimbang, dan Bandara Panimbang. Khusus untuk pembangunan jalan tol Serang-Panimbang, pemprov bekerjasama dengan PT Wijaya Karya, PT PP, dan Kawasan Industri Jababeka.
Sementara itu, BGD juga tengah merampungkan proses perpanjangan izin Bandara Panimbang. Pada tahap selanjutnya, perusahaan yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Banten ini akan mencari investor untuk membangun bandara udara tersebut.
“Banyak proyek prioritas nasional yang berada di Indonesia. Saya kira ini harus dimanfaatkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sebisa mungkin, Bank Banten juga akan dilibatkan dalam kredit sindikasi proyek-proyek tersebut,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, provinsi yang berdekatan dengan DKI Jakarta ini merupakan salah satu primadona investasi di Indonesia dengan peringkat tiga besar dari sisi Penanaman Modal Asing (PMA) dan peringkat tujuh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) secara nasional sepanjang Januari-Juni 2016.
“Secara perlahan, kami akan masuk ke sektor konstruksi, tapi saat ini masih terganjal kecukupan modal. Saat ini, Bank Banten masih merupakan bank buku I, tapi akan kami tingkatkan ke buku II, salah satunya dengan memanfaatkan aliran investasi di Banten dan pengelolaan kas daerah,” tambahnya.
Selama ini, perlambatan pertumbuhan ekonomi Banten secara spasial disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan yang terjadi pada hampir semua kabupaten/kota.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banten cenderung ditopang oleh Tangerang Raya yakni Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan, serta Cilegon. Keempat wilayah tersebut berkontribusi hingga 2/3 terhadap PDRB Banten pada tahun lalu.