Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEBAT CAPRES AMERIKA: 12 Momen Panas Clinton vs Trump

Debat kedua calon presiden yang berlangsung selama 90 menit di Washington University, St. Louis, Louisiana, Minggu (9/10/2016) malam waktu setempat, berjalan dengan panas dan tegang.
Calon presiden dari partai Republik Donald Trump berjabat tangan dengan calon presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton di permulaan debat kepresidenan pertama mereka di Hofstra University di Hempstead, New York, Amerika Serikat, Senin (26/9/2016)./Reuters
Calon presiden dari partai Republik Donald Trump berjabat tangan dengan calon presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton di permulaan debat kepresidenan pertama mereka di Hofstra University di Hempstead, New York, Amerika Serikat, Senin (26/9/2016)./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Debat kedua calon presiden yang berlangsung selama 90 menit  di Washington University, St. Louis, Louisiana, Minggu (9/10/2016) malam waktu setempat, berjalan dengan panas dan tegang.

Kedua kandidat, Hillary R. Clinton dari Demokrat dan Donald J. Trump tak segan-segan melemparkan pernyataan pedas terhadap rivalnya.

Dipandu pembawa acara dari stasiun televisi ABC, Martha Raddatz dan Anderson Cooper dari CNN, kedua kandidat melempar hinaan seperti Clinton yang disebut Trump sebagai “setan.”

Clinton juga mencecar Trump yang dinilai wajib meminta maaf, karena terlalu sering menghina warga Amerika dari kelompok minoritas, imigran hingga warga dengan disabilitas.

Berikut adalah 12 momen “panas” dalam debat kedua:

1. Kedua Kandidat Tidak Bersalaman

Ketegangan antara kedua kandidat sangat terasa ketika Clinton dan Trump memasuki arena debat. Keduanya tidak saling menjabat tangan, seperti yang biasa dilakukan dalam acara debat formal. Clinton hanya mengangguk kepada Trump, yang menunggu uluran tangan Clinton. Mereka kemudian berdiri berdampingan disambut tepuk tangan hadirin.

2. Trump: Dari Pelecehan Seksual hingga ISIS

Saat Cooper mencecar Trump ihwal rekaman pernyataan cabulanya 11 tahun lalu, taipan asal New York itu menegaskan, “Saya tidak pernah melecehkan perempuan.” Ia kembali menyebut bahwa pembicaraan ini hanyalah basa-basi belaka. “Ya saya sangat malu atas rekaman itu, tapi itu hanya basi-basi. Saya akan menghancurkan ISIS.”

3. Respon Clinton atas Rekaman Trump

“Saya menghabiskan 48 jam terakhir untuk berpikir mengenai apa yang kita dengar dan sakiskan (video Trump;red),” kata Clinton.

“Saya tidak pernah mempertanyakan kelayakan kandidat Republik lain. Tapi Donald Trump berbeda.” Clinton menegaskan bahwa video itu menegaskan,” Siapa Trump sebenarnya.”

4. Trump Membalas Clinton Soal Suaminya

Trump pun membalas soal skandal seks dengan menyerang suami Hillary, Bill Clinton, yang pernah ternoda kasus perselingkungan saat menjabat presiden Amerika Serikat.

“Dalam sejarah politik AS, Bill Clinton adalah orang yang melecehkan perempuan,” kata Trump.

Dia menambahkan, Hillary juga menyerang empat perempuan korban pelecehan seksual. Trump mengundang empat perempuan sebagai tamunya dalam debat, tiga diantaranya melaporkan Bill sebagai pelaku pelecehan. Adapun perempuan keempat merupakan korban perkosaan saat berusia 12 tahun, dimana terdakwa dibela oleh Hillary saat ia masih muda.

“Saya rasa Hillary seharusnya malu.”

5. Clinton: Ini soal Trump, Bukan Bill

Clinton mengabaikan pernyataan Trump dan menegaskan suaminya tidak bertarung dalam pemilihan presiden kali ini. “Dia bisa mengatakan apa saja. Itu pilihannya. Saya hanya akan mengingat apa yang diucapkan kawan saya, Michelle Obama. Saat mereka berlaku hina, Anda harus bersikap benar.”

6. Trump: Clinton adalah “Setan”

Trump menjawab balik bahwa Michelle Obama bukanlah kawan Clinton. Dia menyebut Barack Obama mengalahkan Clinton secara adil pada Konvensi Demokrat 2008. Tapi Clinton berlaku curang untuk mengalahkan rivalnya Senator Bernie Sanders. “Saya justru heran mengapa Sanders mendukung ‘setan’.”

7. Trump: Saya Akan Menunjuk Jaksa Khusus untuk Membui Clinton

Trump berjanji jika ia terpilih, ia akan menunjuk jaksa khusus untuk memenjarakan Clinton terkait penggunaan email pribadi selama menjabat Menlu. Kasus ini telah diselidiki FBI dan kemudian menegaskan tidak akan menuntut Clinton.

“Saya benci mengatakannya, tapi saya akan melakukannya. Tidak ada kebohongan seperti ini. Seharusnya Anda malu,” ujar Trump.

8. Trump: Larangan terhadap Muslim Dibesar-besarkan

Proposal Trump untuk melarang seluruh Muslim kunjungi Amerika Serikat menurut dia terlalu dibesar-besarkan. “Yang benar adalah pembatasan terhadap kelompok ekstrem Muslim,” kata dia menjawab pertanyaan Raddatz.

Sebelumnya, Trump menjawab bahwa Islamaphobia memang ada dan memalukan. Tapi kemudian ia menyatakan hal itu dipicu oleh berbagai hal dan rakyat AS harus berhenti bersikap benar. Warga Muslim seharusnya melapor jika ada rencana terror. Trump juga menyerang Clinton yang menolak menggunakan frase “teroris radikal Islam.”

9. Trump Akui Tak Bayar Pajak

Trump untuk pertama kalinya mengakui menggunakan kerugian 1 miliar dolarnya pada pertengahan 1990-an untuk menghindari pajak selama 18 tahun terakhir. “Tentu saja saya menggunakan itu,” ia menjawab pertanyaan Cooper. Namun, Trump menolak menjawab berapa lama ia tidak membayar pajak.

10. Clinton: Putin Menginginkan Trump

Clinton kembali menyebut bahwa Pemerintah Rusia ingin mempengaruhi pemilu presiden Amerika Serikat agar Trump terpilih. Ini terkait peretasan emal Komite Nasional Partai Demokrat, yang mengungkap keberpihakan terhadap Clinton dibanding rivalnya, Sanders.

11. Trump: Pence Tidak Bicara untuk Saya

Saat ditanya tentang pernyataan calon wakilnya, Mike Pence tentang konflik Suriah, Trump menjawab : Pence tidak menjawab untuk saya. Dalam debat cawapres perdana pekan lalu, pence berjanji akan melakukan intervensi militer di Suriah jika terpiliha bersam Trump. “Kami belum bicara, dan saya tidak seutuju.”

12. Trump: Clinton Penuh Kebencian

Trump mencecar Clinton soal pernyataannya yang menyebut pendukung Trump, “sekumpulan orang bodoh.” Clinton, kata Trump, adalah orang yang penuh kebencian. Clinton telah menarik pernyataan tersebut. “Saya minta maaf. Itu bukan soal pendukung Trump, tetapi tentang trump sendiri.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper