Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PILPRES AMERIKA: Isu Pajak Panaskan Debat Pertama

Debat pertama calon presiden AS langsung panas setelah isu pajak yang dibayar dan yang tidak dibayar capres Donald Trump menjadi salah satu isu perdebatan.
Donald Trump dan Hillary Clinton/Reuters
Donald Trump dan Hillary Clinton/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Debat pertama calon presiden AS langsung panas setelah isu pajak yang dibayar dan yang tidak dibayar capres Donald Trump menjadi salah satu isu perdebatan.

Debat pertama dimulai dengan peserta calon wakil presiden Partai Republik, Mike Pence dan sesama cawapres dari Partai Demokrat, Tim Kaine.

Dipimpin oleh moderator Elaine Quijano, seorang Amerika-Asia pertama yang menjadi moderator debat pemilihan presiden, dua kandidat orang nomor dua Amerika Serikat berlangsung panas sejak awal.

Gubernur negara bagian Indiana, Mike Pence, berkilah bahwa calon presidennya, Donald Trump justru melakukan langkah 'cemerlang' dalam bersiasat terhadap sistem perpajakan federal AS.

Tapi Kaine, seorang senator Virginia, mempertanyakan apakah merupakan hal yang 'pintar' untuk tidak membayar pajak yang digunakan untuk anggaran bagi sekolah-sekolah atau untuk militer.

Trump menolak untuk mengungkapkan pembayaran pajaknya, tetapi New York Times melaporkan bahwa ia mungkin berhasil tidak membayar pajak selama 18 tahun terakhir.

Topik debat cawapres cukup luas, namun kedua calon lebih sering kembali pada topik tentang kontroversi pajak Donald Trump sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Rabu (5/10/2016).

Hal ini dimungkinkan karena pada tahun 1995, Trump menderita kerugian lebih dari $900 juta. Trump tidak membantah kebenaran laporan itu.

“Cerdas”

Mengutip dalih Donald Trump, bahwa justru dia 'cerdas' dalam menghindari membayar pajak, Kaine mengatakan: "Maka, saya kira kita semua (yang membayar pajak adalah orang-orang) bodoh?"

Kaine, seorang senator Demokrat dari Virginia, memulai debat yang berlangsung di Longwood University di Virginia itu dengan mempertanyakan bagaimana bisa membela Donald Trump. Dia mengatakan, bahwa membayangkan Donald Trump sebagai Presiden AS, 'sungguh menakutkan."

Tapi, saingannya dari Partai Republik itu memukul balik dengan mengkritik Hillary Clinton atas penggunaan email pribadi untuk urusan dinas dan kebijakan luar negeri. Cara itu disebut nya telah mengakibatkan kekacauan di sebagian belahan dunia.

Tim Kaine lalu menyerang lagi dengan menyebut Trump menyampaikan puja-puji terhadap para diktator. Bahkan, Trump memuji Putin yang disebut merupakan presiden yang lebih baik dibanding Obama, padahal Putin seorang diktator yang antara lain memenjarakan oposisi dan memberangus wartawan.

Tim Kaine tampil agresif dan banyak menyela saat Mike Pence, yang tampak defensif, sedang berbicara.

Berbeda dengan debat calon presiden yang berlangsung tiga kali, debat calon wakil presiden hanya berlangsung sekali, dan dipandang lebih untuk memperkenalkan pendamping dua calon presiden.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper