Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu AS Prihatin Uji Coba Kelima Nuklir Korut

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menlu AS John Kerry mengungkapkan keprihatinan setelah Korea Utara melakukan uji nuklir kelima pada Jumat (9/9/2016).
Menlu AS John Kerry/Reuters
Menlu AS John Kerry/Reuters

Bisnis.com, JENWA -  Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menlu AS John Kerry mengungkapkan keprihatinan setelah Korea Utara melakukan uji nuklir kelima pada Jumat (9/9/2016).

Lavrov mengatakan kepada wartawan saat bertemu Kerry di Jenewa untuk membicarakan upaya perdamaian Suriah bahwa pesan perlu disampaikan "dengan sangat kuat" untuk melaksanakan resolusi PBB terhadap Korut.

Kerry mengatakan memperkirakan Presiden Barack Obama membahas masalah itu pada Jumat dan akan ada pembicaraan di PBB.

"Kami mencoba memantau untuk menemukan dengan tepat yang terjadi," kata Kerry.

"Saya sangat prihatin dan resolusi Dewan Keamanan harus dilaksanakan dan kita harus mengirim pesan ini dengan sangat kuat," kata Lavrov saat ditanya mengenai uji tersebut.

Kerry mengatakan berbicara dengan Menlu Jepang dan Korsel pada Jumat.

"Kami melakukan pembicaraan serius mengenai hal ini. Jelas sekali Jepang dan Korsel terutama, sangat prihatin karena mereka bertetangga. Namun saya rasa Tiongkok, Rusia, dan Amerika Serikat juga memiliki keprihatinan yang sama mengenai hal ini," katanya.

"Pada saat yang sesuai hari ini saya yakin Presiden Obama akan membahas ini dan kami tentunya akan membicarakan masalah ini dalam konteks PBB," katanya.

Sebelumnya, pada Jumat, Obama mengatakan bahwa setiap tindakan provokatif oleh Korut akan memiliki "konsekuensi serius".

Di pesawat Air Force One, Obama mendapatkan laporan dari Penasihat Keamanan Nasional Susan Rice mengenai laporan aktivitas seismik di dekat lokasi uji nuklir Korut, kata sekretariat pers Gedung Putih, Josh Earnest.

Korut memantik ledakan pada Jumat yang lebih kuat dibandingkan bom Hiroshima dan mengatakan bahwa mereka telah menguasai kemampuan untuk menempatkan hulu ledak pada rudal balistik.

Ledakan paling kuat tersebut dibuat menyusul uji pada Januari yang memicu diberlakukannya sanksi Dewan Keamanan PBB yang semakin membuat Korut terkucil namun gagal mencegahnya mempercepat pembangunan persenjataannya.

Korut yang terus melakukan uji meskipun sudah dikenai sanksi memberikan tantangan besar bagi Obama pada bulan-bulan terakhir masa jabatannya sebagai presiden, dan bisa menjadi satu faktor dalam pemilihan presiden AS pada November.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper