Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bupati Purwakarta Jadi "Polisi Medsos", Pantau Postingan Para Guru

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi akan memantau postingan di media sosial menyusul dikeluarkannya imbauan agar para guru mengurangi pemuatan foto pribadi dan bersikap lebay atau berlebihan di medsos.
Ilustrasi/theguardian.com
Ilustrasi/theguardian.com

Kabar24.com, PURWAKARTA - Para guru di Kabupaten Purwakarta akan mendapat teguran jika salah menggunakan media sosial.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi akan memantau "postingan" di media sosial menyusul dikeluarkannya imbauan agar para guru mengurangi pemuatan foto pribadi dan bersikap "lebay" atau berlebihan di medsos.

"Akun media sosial (medsos) para guru di Purwakarta akan saya pantau langsung," katanya, di Purwakarta, Selasa (6/9/2016).

Menurut dia, jika ditemukan masih ada guru di Purwakarta yang melakukan kegiatan "posting" foto pribadi dan cenderung "lebay" di media sosial, akan ditegur secara langsung.

Ia mengaku hanya melakukan teguran, karena larangan "memposting" foto pribadi dan cenderung "lebay" bagi para guru itu hanya bersifat imbauan.

Bupati menyarankan agar para guru menyampaikan hal-hal positif di media sosial, agar publik media sosial ikut terdidik.

Menurut Dedi, para guru semestinya memberikan contoh yang baik dalam menggunakan media sosial. Walaupun bersifat personal, tetapi media sosial harus digunakan untuk menyebarkan gagasan yang bermanfaat dibanding sesuatu yang bersifat pribadi dan "lebay".

"Bagi para guru, kalau mem-"posting" ke media sosial itu harus hal-hal yang bagus. Gagasan, ide, atau filosofi pendidikan. Hari ini kita lebih banyak melihat 'posting' yang 'lebay'. Mau naik pesawat, belanja, makan di restoran, nyanyi-nyanyi. Saya pikir hal seperti itu kurang baik kalau terlihat oleh publik," kata dia.

Khusus untuk para guru yang "saling berteman" dengan anak didiknya, jika melakukan hal-hal yang "lebay" dan terlihat oleh siswa, tentu hal itu contoh yang kurang baik.

Dedi mengatakan, tugas guru sebagai pendidik akan terdegradasi oleh "posting" yang tidak produktif. Para guru harus memilah dan memilih kualitas konten sebelum di-"posting" pada akun sosial media milik mereka.

"Kalau 'posting'-nya tidak bermanfaat nanti ada kesan ini guru tidak bekerja dengan baik dalam mendidik murid di sekolah. Netizen yang berkomentar pun pasti nadanya pedas. Ini memperburuk citra guru," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper